Senin, 02 April 2012

Pengertian Wiraswasta dan Wirausaha (Alma Bukhori))


1)    Wiraswasta dan Wirausaha

1.Pengertian Wiraswasta
            Istilah wiraswasta sering dipakai tumpang tindih dengan istilah wirausaha. Di dalam  berbagai literatur dapat dilihat bahwa pengertian wiraswasta sama dengan wirausaha,  demikian pula penggunaan istilah wirausaha seperti sama dengan wiraswasta.
            Istilah wiraswastawan ada yang menghubungkan dengan istilah saudagar. Walaupun sama artinya dengan bahasa sangkerkerta, tetapi maknanya berlainan        . Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira,swa dan sta, masing-masing berarti; wira adalah manusia unggu, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan wwtak; swa artinya sendiri; dan sta artinya berdiri.
            Bertolak dari  ungkapan etimologis diatas, maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. (Wasty Soemarono, 1984: 43).
            Manusia wiraswasta mempunyai kekuatan mental yang tinggi sehingga memungkinkan ia melompat dan meluncur maju kedepan di luar kemampuan rata-rata, adakalanya wiraswastawan tidak berpendidikan tinggi.
            Melihat pada pengertian – pengertian diatas, maka DR Daoed Yoesoef (1981: 78) menyatakan bahwa seseorang wiraswasta adalah:
1.      Memimpin usaha, baik tekhnis dan/atau ekonomis, dengan berbagai aspek fungsional
2.      Memburu keuntungan dan manfaat secara maksimal
3.      Membawa usaha kearah kemajuan, perluasan, perkembangan, menjalankan kepentingan ekonomi , demi :

a)      Kenakan prestise;
b)      Kebebasan(independency), kekuasaan dan kehormatan;
c)      Kontinuitas usaha.
Hal yang terakhir memrupakan pembuatan yang didorong tidak hanya oleh motif ekonomi tetapi juga oleh pertimbangan – pertimbangan psikologis, sosiologis dan bahan politis.
Fungsi apa yang dilakukan oelh seorang wiraswasta serta bagaimana ia melakukan itu pada gilirannya memberikan kepadanya tipe kepribadian tertentu. Dipandang dari sudut ini kiranya dewasa ini dapat dibedakan lima tipe pokok wiraswasta :
1.      Wiraswasta sebagai orang vak, “captain of industry”, di suatu bidang tertentu, di mana ia membaktikan prestasi teknik dan mengadakan penemuan atau peniruan. Perhatian utamanya adalah aspek teknik secara disengaja tetapi melalui mutu barang dan/atau mutu prestasinya.
2.      Wiraswasta sebagai orang bisnis, yang terus menerus secara tekun menganalisa kebutuhan baru melalui reklame. Perhatian dan keprihatinan utmanya adalah angka dan grafik penjualan dan karenanya juga barang(produksi) yang memounyai masa depan yang cerah.
3.      Wiraswasta sebagai ruang yang mengumpulkan dan menyalurkan dana, mendirikan concern, yang pokoknya bergerak dipasaran uang dan modal.
4.      Wiraswasta sebagai social engineer, pengusaha yang berusaha mengikat para pekerjanya melalui berbagai karya sosial, baik atas pertimbangan moral maupun berdasarkan perhitungan zukelijk, yaitu mengelakan kerugian yang diakibatkan pertukaran persinil yang terlalu kerap dan cepat.
5.      Wiraswasta sebagai manager, yang memajukan usahanya dengan menggunakan pengetahuan – pengetahuan bisnis me=odern dan memperhitungkan sepenuhnya azas efisiensi. Di sini usaha meraih keuntungan tidak lagi sinonim dengan usaha mencapai pendapatan yang


sebesar mungkin bagi si pengusaha, sebab alam pribadi pengusaha terpisah dari alam usaha itu sendiri.
Kita mengharapkan secara nasional, kita memiliki bangsa yang kelak dapat berdiri penuh atas nilai – nilai kepribadian yang bermutu tinggi. Jadi kewirausahaan terdiri dari 3 bagian pokok yang tidak dapat dipisahkan dengan lainnya, yaitu :
1.      Sikap mental wiraswasta.
2.      Kewaspadaan mental wiraswasta.
3.      Keahlian dan keterampilan wiraswasta
DR.Surapman menyatakan ciri manusia wiraswasta sebagi berikut:
1.      Tahu apa maunya, dengan merumuskannya, merencanakan upayanya, dan menentukan program batas waktu untuk mencapainya.
2.      Berpikir teliti dan berpandangan kreatif dengan imajinasi konstruktif.
3.      Sikap mental dan merayap dan menciptakan kesempatan serta siap mental dan kompetensi untuk memenuhi persyaratan kemahiran mengerjakan sesuatu yang positif.
4.      Membiasakan diri bersikap mental positif maju selalu bergairah dalam setap pekerjaan.
5.      Mempunyai daya penggerak diri yang selalu menmbulkan inisiatif.
6.      Tahu mensyukuri dirinya, waktu, dan mensyukuri lingkungannya.
7.      Bersedia membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah.
8.      Memajukan lingkungan dengan menolong orang lain, agar orang lain dapat menolong dirinya sendiri.
9.      Membiasakan membangun disiplin dirin, bersedia menabung dan membuat anggaran waktu dan uang.
10.  Selalu menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan dan pengalaman pahit, serta berprihatin.
11.  Membangun salesmanship (kemampuan jual), memiliki kepemimpinan dan kemampuan memoerhitungkan resiko.
12.  Mereka berwatak maju dan cerdik, serta percaya pada diri sendiri.

13.  Mampu memusatkan perhatiannya terhada setiap tujuannya.
14.  Berkepribadian yang menarik, memahami, seni berbicara dan seni bergaul.
15.  Jujur, bertanggung jawab, ulet, tekun, terarah.
16.  Memperhatikan kesehatan diri, tidak suka begadang, jangan menjadi perokok berat, tidak minum alkohol, dan narkotik.
17.  Menjauhkan diri dari sifat iri, dengki, rakus, dendam, takut disaingi, khawatir, dan ragu-ragu(hambatan yang dibuat sendiri).
18.  Tunduk dan bersyukur kepada Tuhan YME untuk mendapatkan ridhonya, beriman dan memperhatikan hukum Allah SWT, peraturan dan hukum yang berlaku sebagai pedoman. (Suparman Sumahamjaya, 1981: 5).
Dari sekian banyak pandangan tentang pengertian wiraswasta, tentu cukup membingungkan.
Seperti ada yang menyatakan seorang wiraswasta adalah orang yang melakukan usaha sebagai pendiri pertama. Timbul pertanyaan bagimana jika seorang anak mewarisi kegiatan bisnis ayahnya, kemudian bisnisnya melejit berkembang membangun sebuah jerjaan bisnis besar. Apakah anaknya seorang wiraswasta?  juga ada yang pendapat seorang yang bekerja di perusahaan non pemerintah, dia bukan seorang wiraswasta, tetapi dia tidak lain sebagi administrator atau pelaksana pemerintah yang digariskan oleh top management.
Jika ada orang melaksanakan usaha, mencapai kemajuan sebagian besar melalui KKN (Korupsi, Kolusi, dan Napotisme) atau hanya sebagai calo tukang catut, maka dia itu tak tergolong wiraswasta sejati. Kerajaan bisnis seperti ini akan mengalami kehancuran pada waktunya.
2. Pengertian Wirausaha
            Berikut ini digambarkan perkembangan teori dan definisi wirausaha yang asal katanya adalah terjemahan dari entrepeneur. Istilah wirausaha ini berasal dari entrepeneur (bahasa Perancis), yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan arit between taker atau go-between.

            Sebagai contoh dari pengertian go-between atau perantara yang dimaksudkan dalam istilah bahasa Perancis enterpeneur adalah pada saat Marcopolo yang mencoba merintis jalur pelayaran dagang ketimur jauh. Dia setuju mendatanangani kontrak untuk menjual barang dari seorang pengusaha. Kontrak ini memberikan pinjaman dagang kepada Marcopolo dengan harga keuntungan sebesar 25%ntermasuk asuransi. Pemilik modal tidak menanggung resiko apa-apa sedangkan si pedagang yang berlayar menanggung resiko besar. Pada saat pelayaran tiba di tujuan dan barang dagangan dijual maka si pemilik model menerima keuntungan lebih dari 75% sedangkan si pedagang menerima keumtungan lebih kecil.
            Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha di dini menekankan kewirusahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.
            Melihat uraian diatas, dan juga dalam berbagai tulisan/literatur tampak adanya pemakaian istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. Ada pandangan yang menyatakan bahwa wiraswasta sebagai pengganti dari istilah entrepeneur. Ada juga pandangan untuk istilah entrepeneur digunakan wirausaha, sedangkan untuk istilah entrepeneurship digunakan istilah kewirausahaan. Kesimpulannya ialah istilah wiraswasta sama saja dengan wirausaha, walaupun  rumusannya berbeda-beda tetapi isi dan karakteristiknya sama. Jika ditinjau lebih fokus pada objek, ada usaha yang mandiri, seorang wirausaha lebih menekankan pada jiwa, semangat, kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan.
Contoh dosen perguruan tinggi pada birokrat di kantor pemerintahan harus ditanamkan pengetahuan kewirausahawan, agar jiwa dan semangatnya beda. Mereka akan lebih kreatif, efisien tidak selalu ingin menghabiskan anggaran, dsb. Pegawai negeri tidak perlu berwiraswasta, tapi mereka harus memiliki jika wirausaha.

            Kemudian setelah itu banyak penulis yang memberi arti berbeda-beda, apa yang dimaksud dengan ‘entrepeneur’ dan apa yang dimaksud dengan ‘entrepeneurship’. Dari berbagai pendpat, dapatlah  kiranya diketengahkan adanya perbedaan-perbedaan pendapat apa yang disebut dengan entrepeneur:
~        Ada yang mengartikan sebagi orang yang menanggung resiko;
~        Ada yang mengartikan sebagai orang yang mengurus perusahaan;
~        Ada yang mengartikan sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal;
~        Ada yang mengartikan sebagai orang yang mencipta barang baru;
~        Dan sebagainya.
Sebagai contoh, di Amerika sendiri istilah entrepeneur memberikan atau image yang berbeda-beda. Misalnya dalam suatu kepustakaan yang dimaksud entrepeneur atau ‘entrepeneurising man’ ialah orang yang:
~        Mengambil resiko;
~        Berani menghadapi ketidakpastian;
~        Membuat rencana kegiatan sendiri;
~        Dengan semangat kebangsaan melakukan kebaktian dalam tugas;
~        Mencipakan kegiatan usaha dan kegiatan industri yang sebelumnya tidak ada.
3. Bebagai Macam Tipe Wirausaha
            Dari pengamatan perilaku wirausaha maka dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha
1.      Wirausaha yang memiliki inisiatif
2.      Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu
3.      Yang menerima resiko atau kegagalan
Selanjutkan  dungkapkan 3 tipe utama dari wirausaha yaitu:

1.      Wirausaha ahli (Craftman)
2.      The Promoter
3.      General Manager
-          Wirausaha Ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin mengembangkan proses produksi sistem produksi sistem produksi, dan sebagainya. Dia cenderung bergerak dalam bidang penelitian membuat model percobaan ;aboraturium dan lainnya. Dia juga menjual lisensi idenya untuk dijadikan komrsial
-          The Promotor adalah seorang individu yang tadinya mempunyai latar belakang pekerjaan berbagai sales atau bidang marketing yang kemudian mengembangkan perusahaan sendiri. Keterampilan yang sudah ia miliki perusahaan yang baru ia rintis.
-          General Manager adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja pada sebuah perusahaan dia banya menguasai keahlian bidang produksi, pemasaran, permodalan dan pengawasan.
Berdasarkan uraian diatas istilah entrepeneur mempunyai arti yang berbeda pada setiap orang karena mereka melihat konsep ini dari berbagai sudut pandang. Namun demikian ada beberapa aspek umum yang terkandung dalam pengertan entrepeneur yaitu adanya unsur resiko, kreativitas, kebebasan, dan imbalan.
4.Berbagi Macam Profil Wirausaha

Jika diperhatikan entrepeneur yang ada di masyarakat sekarang ini terutama di negara Amerika maka dijumpai berbagai macam profil. (Ziammerer & Scarborough, 1996:9)

1.      Women Entrepeneur
Banyak wanita yang terjun kedalam bidang bisnis. Alasan mereka menekuni bidang bisnis itu didorong oleh faktor-faktor antara lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.

2.      Minority Entrepeneur
Kaum minoritas terutama dinegara indonesia kurang memilki kesepatan kerja di lapangan pemerintahan sebagaimana layaknya warga negara umumnya. Oleh sebab itu ia harus menekuni kegiatan bisnis dalam kegiatan sehari-hari.
3.      Immigrant Entrepeneurs
Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka leluasa terjun dalam pekerjaan non formal yang dimulai dari dagang kecil-kecilan sampai berkembang menjaid perdagangan menengah.
4.      Part Time Entrepeneurs
Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time merupakan pintu gerbang utntuk berkembang menjadi usaha besar.
5.      Home-Based Entrepeneurs
Usaha yang dikembangkan dimulai dari rumah, mislakan ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya membuat kue, dll.
6.      Family-Owned Business
Usaha yang turun temerun yang biasanya melanjutkan bisnis yang telah dikelola keluarganya dan hanya melanjutkan usaha keluarga tersebut.
7.      Copreneurs
Copereneurs dibuat dengan cara mencuptakan pembagian pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing orang. Dan bekerja sama membangun usaha.

2)    Jalan Menuju wirausaha Sukses

Murphy and Peck (1980:8) menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak karir. Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang wirausah dalam mengembangkan profesinya.
1.      Mau Kerja Keras (Capacity for Hard Work)
Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Rasulullah sangat marah melihat orang pemalas dan suka berpangku tangan. Bahkan, beliau secara simbolik memberi hadiah kampak dan tali kepada seorang lelaki agar mau bekerja keras mencari kayu dan menjualnya ke pasar. Demikian pula jika mau berusaha, mulailah berusaha sejak subuh. Jangan tidur sesudah subuh, cepatlah bangun dan mulailah kegiatan untuk hari itu. Akhirnya laki-laki itu sukses dalam hidupnya.
2.      Bekerjasama dengan Orang Lain (Getting Thngs Done With and Through People)
Perbanyaklah teman dengan rang-orang dibawah ataupun dengan orang-orang di atas kita. Murah hati, banyak senyum kepada bawahan dan patuh serta disiplin menghadapi atasan, dan hindarkan permusuhan. Dengan menggunakan tenaga orang lain, maka tujuan mudah tercapai.
3.      Penampilan yang Baik (Good Appearance)
Ini bukan berarti penampilan body face/muka yang elok atau paras cantik. Akan tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku yang jujur, disiplin. Banyak orang tertipu dengan rupa nan elok tetap ternyata orangnya penipu ulung. Ingatlah, pribadi yang baik dan jujur akan disenangi orang di mana-mana dan akan sukses orang bekerja sama dengan siapa saja.
4.      Yakin (Self Confidence)
Kita harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan suatu usaha, jangan ragu dan bimbang. Niatlah bekerja baik, kemudian berserah diri, tawakal kepada Allah SWT.

5.      Pandai Membuat Keputusan (Making Sound Decision)
Jika anda dihadapkan pada alternatif, harus memilih, maka buatlah, pertimbangan yang matang. Kumpulkan berbagai informasi, boleh minta pendapat orang lain, setelah itu ambil keputusan, jangan ragu-ragu.
6.      Mau Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education)
Pendidikan college dalam bentuk diploma akan sangat membantu seseorang menemukan dan mengembang jiwa serta operasional wirausaha. Akan tetapi, hal penting di sini ialah adanya tambahan pengetahuan.
7.      Ambisi Untuk Maju (Ambition Drive)
Kita jangan loyo, pasrah menyerah tak mau berjuang. Kita harus puya semagat tinggi, mau berjuang untuk maju. Orang-orang yang gigih dalam menghadapi pekerjaan dan tantangan, biasanya banyak berhasil dalam kehidupan.
8.      Pandai Berkomunikasi (Ability to Communicate)

Pandai berkomunikasi berarti pandai mengorganisir buah pikiran ke dalam bentu ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, mampu menarik perhatian orang lain.

9.      Karakteristk Wirausaha yang Sukses Dari Zimmerer
Memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya, dan Mau bertanggung jawab dengan tugasnya.

3)    Profil usaha


1 . Pengembangan Wawasan Jenis  Bidang Usaha
           Sangat banyak usaha yang digarap, mana yang akan dipilih sangat tergantung pada beberapa hal, anatara lain :
1 . Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri atau kerajinan, dan perdagangan/jasa.apakah ada keluarga,teman, yang sudah menekuni usaha yang sama atau, usaha yang akan dikerjakan ada relevansi /saling menunjang dengan usaha tersebut.
2 . Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang sudah dimiliki.
yang akan dikerjakan  ada relevansi/saling menunjang dengan usaha tersebut.
3. Relasi,
4 . Dan berbagai peluang lainnya.

             Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh wirausaha baru, maka marilah kita lihat hubungan dalam bentuk circular flow anatara Rumah Tangga Produsen (RTK), dan Rumah Tangga Konsumen (RTK).

             Secara garis besar ada 5 jenis usaha yang diungakapkan diatas, yaitu usaha ekstraktif, agraris, industri, perdagangan, dan jasa. Kelima jenis usaha ini dapat dirinci sedemikian rupa baik menurut lembaga yang mengusahakan, bentuk badan usaha yang luar biasa banyaknya.
               
             Usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan hasil – hasil pertanian (argobisnis) yang dapat diusahakan untuk setiap produk yang dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan pertenakan.



2. Rintisan Usaha Wirausaha Baru
Depnaker bekerja sama dengan LSM dan koperasi konsultasi bisnis Jawa Barat, telah beberapa angkatan mengadakan pembinaan wirausaha baru.
Pada akhir masa pembinaan, para peserta ditugaskan untuk meagang pada beberapa unit usaha. Setelah magang selesai, mereke berkelompok membuka usaha baru modal awal di sediakan depnaker. Di dalam pelatihan usaha baru yang di kembangkan oleh depnaker tampak wirausaha baru ini melaksanakan kegiatan magang di berbagai perusahaan, antara lain perusahaan gula batu, gula semut, agar kering perhiasan imitasi, topi gantung, kaset, baju, gitar, sarung tangan, busana muslim, dll. Kemudian setelah mereka membuka usaha baru maka mereka membentuk menggerakan suatu usaha baru dll. 
Kegiatan usaha yang merekakembangkan antara lain : kafe, waserda, pujasera, ternak ikan lele, ternak cacing, usaha toko, dll.
Pilihan usaha yang akan dikembangkan ini trgantung minat, fasilitas yang ada pada masing-masing kelompok. Pilihanutama yaitu produksi dan perdagangan. Jadi, kalo dikaji lebih lanjut, bagi orang-orang kreatif banyak terbuka lapangan untuk berwirausaha. Sebelum sampai ke penetapan pilihan usaha apa yang akan dibuka maka calon usahawan, harus melakukan survei, observasi lapangan, dan bidang tertentu, akan tetapi jangan kehati-hatian ini mrmbuat kita takut, ragu dan batal membuka bisnis.

3. Perdagangan Besar
Perdagangan besar adalah segala aktifitas marketing yang menggerakan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lain nya.
Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan perdahgangan besar atau bukan ada 3 macam sifat yang bisa diperhatikan :
1.      Motif pembelian.
2.      Jumlah pembelian, kita mengenal beberapa kategori kosumen :
1.      Commercial consumers
2.      Industrial consumers dan
3.      Governmental consumers
      3.   Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut
            Mengenai cara usaha ada beberapa cara yaitu :
-          Perdagangan besar mempunyai usaha yang diskriminatif, hanya melayani pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen
-          Transaksi perdagangan besar adalah besar, berarti lebih besar dari kehidupan sehari-hari
-          Harga –harga dapat berubah berdasarkan situasi bukan seperti pada pedagang tetapi dapat diadakan diskon, kredit, cara pengiriman, dll.

4.    Pergadangan Eceran
a.      Pengertian perdagangan eceran
        Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat penting dalam proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa usaha perdagangan besar dan eceran, sulit produsen menyalurkan barangnya, walaupun beberapa produsen dapat langsung menyalurkan barang kepada konsumen atau ke pengecer.
         Apa yang diartikan dengan perdagangan eceran atau retailing adalah.
Perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen.
          Sedanglan pedagang ecran adalah orang – orang atau took yang kerja utamanya mengecerkan barang. Sebab dalam praktik bisa terjadi seorang pabrikan atau petani produsen menjuak langsung barangnya pada konsumen akhir, ini bukan retailer. Juga ada retailer yang menjual barang untuk restoran (restoran bukan konsumen akhir), ini juga bukan pekerjaan retailing.
b.      Klasifikasi Perdagangan Eceran
           Perdagangan eceran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1.      Pergadangan eceran besar.
2.      Perdagangan eceran kecil terdiri dari;
a. Eceran kecil berpangkalan.
b. Eceran kecil tidak berpangkalan.

            Ukuran yang dipakai untuk klasifikasi ini ialah ownership pemilikan dan jumlah pegawai. Perdagangan eceran kecil biasanya mempunyai 2 atau 3 pegawai/pelayan. Pelayan itu kadang – kadang adalah anggota keluarga sendriri,ataupun orang lain yang digaji.
            Pedagang eceran berpangkalan, ialah yang mempunyai tempat yang tetap. Seperti took kecil, kios, dan warung. Sedangkan yang tidak berpangkalan adalah pedagang ecreran yang tidak mempunyai tempat usaha. Kelompok ini dapat dibagi atas yang memakai alat seperti tukang bakso, tukang sepatu, tukang rujak, dsb.

c.      Keuntungan Dan Kelemahan Perdagangan Eceran
 Beberapa keuntungan dari perdagangan eceran kecil adalah :
1.      Modal yang dipergunakan adalah kecil dan rentabilitasnya besar.
2.      Tempat kedudukan pedagang – pedagang eceran kecil biasanya paling strategis.
3.      Hubungan anatara pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat misalanya kita liat pembeli – pembeli pada warung kopi mengadakan obrolan yang intim sekali.
Factor – factor kelemahan
        Kelemahan yang terdapat pada pedagang eceran kecil ini ialah :
-          Keahlian kurang.
-          Administrasi dalam arti pembukuan tidak di perhatikan, sehingga kadang – kadang habis dimakan.
-          Pedagang kecil tidak mampu mengadakan sales promotion.


Factor – factor yang mendorong majunya took eceran
Banyak sekali factor yang mendorong toko – toko eceran kearah kemajuan, Antara lain :

Lokasi / tempat toko eceran
               Tempat yang strategis dari toko eceran ini sangat besar pengaruhnya kepada kemajuan kelancaran penjualan barang pada toko tersebut. Apabila toko – toko itu terletak pada tempat yang terpencil harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan toko – toko yang letaknya di daerah ramai.

Kelengkapan barang
                Lengkapnya barang pada toko – toko eceran akan sangat menarik bagi konsumen. Lengkap disini diartikan barang – barangnya komplit  sesuai dengan jenis barang yang diperdagangkan.

Ketepatan Harga
                 Harga yang tepat sangat penting demi kemajuan toko eceran yang berada di kota besar. Toko eceran yang menetapkan harga jual cukup murah, atau harga pasti, harus selalu mencari informasi supaya harga yang ditetapkan jangan terlalu tinggi dari pada harga saingan, dan ini harus benar – benar diperhatikan oleh toko eceran tersebut.

5.    Pedagang kaki lima
             Pedangang kaki lima sangat popular di Negara kita. Kepopuleran pedagang kaki lima ini mungkin dalam arti positif dan juga dalam arti negative. Positifnya, pedagang kaki lima, secara pasti dapat menyerap lapangan pekerjaan, dari sekian banyak pengangguran. Pedagang kaki lima sangat membantu konsumen, mudah mendapat barang, servis cepat, sambil lewat dikaki lima, dapat membeli sekedar oleh – oleh buat anak – anaknya.
Kebanyakan barang – barang yang di jual oleh pedagang kaki lima ini, adalah barang – barang conveniences,
yang dibeli dengan cara emosional, begitu melihat barang langsung timbul keinginan membeli. Harga yang meraka tawarkan, biasanya mula – mula tinggi, tapi akhirnya dapat ditawar serendah mungkin.
              Negatifnya, padagang kaki lima tidak menghiraukan tata tertib, keamanan, kebersihan, dan kebisingan. Dimana ada pedagang kaki lima,disana timbul kesemerautan, bising dan banyak sampah. Dalam hal ini masalah pendidikan, disiplin, upaya perlakuan hukum harus di tegakkan secara terus menerus, dengan rencana matang, dan terarah, tidak sporadis, dengan menangkapi mereka sewaktu – waktu.
1.      Pengertian Pedagang Kaki Lima
           Yang dimaksud dengan pedagang kaki lima ialah orang (pedagang - pedagang) golongan ekonomi lemag, yang berjualan kebutuhan sehari – hari, makanan atau jasa dengan modal yang relative kecil, modal sendiri atau modal orang lain, baik berjualan ditempat terlarang maupun tidak. Istilah kaki lima diambil dari pengertian tempat ditepi jalan yang lebarnya lima kaki.tempat ini umumnya terletak ditrotoar, depan toko atau tepi jalan.
              Ada yang menyatakan bahwa istilah pedagang kaki lima berasal dari orang yang berdagang yang menggelarkan barang dagangannya, meraka cukup menyediakan tempat darurat, seperti bangku - bangku, yang biasanya yang berkaki empat, ditambah dengan sepasang kaki pedagangnya sehingga berjumlah lima, maka timbullah julukan pedagang kaki lima.
                        Adapun ciri – ciri pedagang kaki lima ialah :
1.      Kegiatan usaha, tidak terorganisir secara baik.
2.      Tidak memilik ijin usaha
3.      Bergerombol di trotoir, atau di tepi – tepi jalan protokol, di pusat – pusat dimana banyak orang ramai
6.   Franchising (waralaba)
            Franchising adalah sebuah puluang bisnis dimana pemilik, produsen atau distributor sebagai franchising dari barang atau jasa atau merek tertentu memberi hak kepada individu atau franchising untuk menjadi agen local dari barang dan jasa dan sebagai imbalanya menerima pembayaran atau royalty yang telah di tetepkan
            Orang yang memberikan franchising disebut franchisor sedang orang yang menerima franchising disebut franchisee adanya perjanjian perlimpahan franchising ini maka terbuka peluang bagi franchisee untuk memasuki bisnis baru dan mempunyai kese,patan untuk suskses. Untuk pelaksanaannya franchising dibuat kontrak antara franchisor dan franchisee.
 Apa Saja Yang  Dapat Dijadikan  Franchising
                 Produk – produk yang dapat dijadikan franchising :
1.      Barang atau jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra tunggal.
2.      Formula paten atau desain tertentu.
3.      Nama dagang atau merek dagang
4.      Konsultan manajemen keuangan atau pengawas
5.      Promosi advertising dan pembelian
6.      Kantor pusat pelayanan

Keuntungan franchising
                  Keuntungan yang jelas bagi franchising adalah resiko yang ditanggung tidak sebesar memulai usaha baru dari awal. Keuntungan lainnya :
1.      Produk yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan diterima oleh umum.
2.      Franchising tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memperkenalkan kredibilitas perusahaan induknya.
3.      Kelengkapan modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak, control persedian dan sebagainya.
4.      Pengetahuan tentang pasar. Karena pengetahuan tentang pasar sudah begitu tinggi maka dengan mudah dilakukan perencanaan secara detail untuk menghadapi pasar local.
5.      Pengawasan. Satu hal yang dihadapkan oleh wirausaha pada permulaan berbisnis adalah mejaga kualitas produk dan layanan.

       Sebagai kesimpulan dari uraian di atas adalah umumnya waralaba dibedakan menurut tiga karakteristik.
1.      Pemberi waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan memberi lisensi kepada pewaralaba dengan imbalan loyalty
2.      Pewaralaba diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian system tersebut. Kewajiban ini merupakan sebagian kecil modal awal yang harus dikeluarkan pewaraba.
3.      Pembeli waralaba (franchisor) menyediakan suatu system pemasaran dan system operasi untuk menjalankan kegiatan bisnis.

6.    Intrapreneurship
         
          Intrapreneurship berarti entrepreneurship di dalam struktur bisnis yang sudah ada. Intrapreneuship merupakan jembatan yang menghubungkan jurang ilmu pengetahuan pasar. Perusahaan yang sedang berjalan memiliki modal, sumber – sumber, tenaga kerja terampil, marketing, system distribusi yang sudah berhasil. Kemudian didalam struktur birokrasi sering kali tidak berkembang kreativitas sehingga tidak muncul produk baru dan cara – cara baru dalam berproduksi. Oleh sebeb itu, perusahaan mencoba mengijinkan dan mengembangkan spirit wirausaha dalam organisasi. Akhirnya berkembang spirit intrapreneurship dan berkembang menjadi perusahaan besar.
           Intrapreneurship adalah suatu metode untuk mengstimulasi individu didalam organisasi yang mempunyai pemikiran bahwa dia dapat melakukan sesuatu yang tampil beda dan berhasil lebih baik.

Beberapa Bentuk Iklim Organisasi Yang Mendorong Intrapreneurship
           Bagaimana caranya mengembangkan intrapreneurship dalam suatu organisasi. Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan factor – factor tertentu dan karakteristik kepemimpinan dalam suatu perusahaan antara lain :
1.      Ada dorongan dari organisasi untuk menggunakan teknologi baru.
2.      Mendorong karyawan untuk memunculkan ide – ide baru.
3.      Mendorong karyawan untuk melakukan eksperimen dan trial anda error sampai mencapai keberhasilan.
4.      Tersedia sumber daya yang akan di gunakan.
5.      Mengembangkan sebuah tim yang mencakup berbagai bidang keahlian.
6.      Yang paling penting kegiatan intrapreneur ini direstui oleh top management dengan cara menyakinkan dan menyediakan dana yang cukup. Tanpa restu dari top management  maka keberhasilan intrapreneur tidak mungkin diperoleh.

Karakteristik Kepemimpinan Intrapreneur
               Didalam lingkungan perusahaan diperlukan beberapa karakteristik tertentu bagi seseorang untuk menjadi intrapreneur yang berhasil :
1.      Mengerti lingkungan hal ini terutama menyangkut kreativitas seseorang.
2.      Memiliki visi masa depan dan fleksibel. Pemimpin mempunyai pandangan masa depan dan mengarahkan  segala potensi untuk mencapai keberhasilan masa depan tersebut.
3.      Menciptakan berbagai pilihan artinya seorang intrapreneur mempunyai peluang menciptakan suatu yang baru.
4.      Membentuk tim kerja sama yang terdiri dari berbagai bidang keahlian.
5.      Mendorong adanya diskusi terbuka. Diskusi terbuka sangat penting untuk menggemukkan pendapat dalam rangka mencari sesuatu yang baru. 



created by Tauvick22@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar