1)
Wiraswasta
dan Wirausaha
1.Pengertian Wiraswasta
Istilah wiraswasta sering dipakai
tumpang tindih dengan istilah wirausaha. Di dalam berbagai literatur dapat dilihat bahwa
pengertian wiraswasta sama dengan wirausaha,
demikian pula penggunaan istilah wirausaha seperti sama dengan
wiraswasta.
Istilah wiraswastawan ada yang
menghubungkan dengan istilah saudagar. Walaupun sama artinya dengan bahasa
sangkerkerta, tetapi maknanya berlainan .
Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira,swa
dan sta, masing-masing berarti; wira adalah manusia unggu, teladan,
berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki
keagungan wwtak; swa artinya sendiri;
dan sta artinya berdiri.
Bertolak dari ungkapan etimologis diatas, maka wiraswasta
berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta
memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.
(Wasty Soemarono, 1984: 43).
Manusia wiraswasta mempunyai
kekuatan mental yang tinggi sehingga memungkinkan ia melompat dan meluncur maju
kedepan di luar kemampuan rata-rata, adakalanya wiraswastawan tidak
berpendidikan tinggi.
Melihat pada pengertian – pengertian
diatas, maka DR Daoed Yoesoef (1981: 78) menyatakan bahwa seseorang wiraswasta
adalah:
1. Memimpin
usaha, baik tekhnis dan/atau ekonomis, dengan berbagai aspek fungsional
2. Memburu
keuntungan dan manfaat secara maksimal
3. Membawa
usaha kearah kemajuan, perluasan, perkembangan, menjalankan kepentingan ekonomi
, demi :
a) Kenakan
prestise;
b) Kebebasan(independency), kekuasaan dan kehormatan;
c) Kontinuitas
usaha.
Hal
yang terakhir memrupakan pembuatan yang didorong tidak hanya oleh motif ekonomi
tetapi juga oleh pertimbangan – pertimbangan psikologis, sosiologis dan bahan
politis.
Fungsi
apa yang dilakukan oelh seorang wiraswasta serta bagaimana ia melakukan itu
pada gilirannya memberikan kepadanya tipe kepribadian tertentu. Dipandang dari
sudut ini kiranya dewasa ini dapat dibedakan lima tipe pokok wiraswasta :
1. Wiraswasta
sebagai orang vak, “captain of industry”,
di suatu bidang tertentu, di mana ia membaktikan prestasi teknik dan
mengadakan penemuan atau peniruan. Perhatian utamanya adalah aspek teknik
secara disengaja tetapi melalui mutu barang dan/atau mutu prestasinya.
2. Wiraswasta
sebagai orang bisnis, yang terus menerus secara tekun menganalisa kebutuhan
baru melalui reklame. Perhatian dan keprihatinan utmanya adalah angka dan
grafik penjualan dan karenanya juga barang(produksi) yang memounyai masa depan
yang cerah.
3. Wiraswasta
sebagai ruang yang mengumpulkan dan menyalurkan dana, mendirikan concern, yang
pokoknya bergerak dipasaran uang dan modal.
4. Wiraswasta
sebagai social engineer, pengusaha
yang berusaha mengikat para pekerjanya melalui berbagai karya sosial, baik atas
pertimbangan moral maupun berdasarkan perhitungan zukelijk, yaitu mengelakan
kerugian yang diakibatkan pertukaran persinil yang terlalu kerap dan cepat.
5. Wiraswasta
sebagai manager, yang memajukan usahanya dengan menggunakan pengetahuan –
pengetahuan bisnis me=odern dan memperhitungkan sepenuhnya azas efisiensi. Di
sini usaha meraih keuntungan tidak lagi sinonim dengan usaha mencapai
pendapatan yang
sebesar mungkin bagi si pengusaha, sebab
alam pribadi pengusaha terpisah dari alam usaha itu sendiri.
Kita
mengharapkan secara nasional, kita memiliki bangsa yang kelak dapat berdiri
penuh atas nilai – nilai kepribadian yang bermutu tinggi. Jadi kewirausahaan
terdiri dari 3 bagian pokok yang tidak dapat dipisahkan dengan lainnya, yaitu :
1. Sikap
mental wiraswasta.
2. Kewaspadaan
mental wiraswasta.
3. Keahlian
dan keterampilan wiraswasta
DR.Surapman
menyatakan ciri manusia wiraswasta sebagi berikut:
1. Tahu
apa maunya, dengan merumuskannya, merencanakan upayanya, dan menentukan program
batas waktu untuk mencapainya.
2. Berpikir
teliti dan berpandangan kreatif dengan imajinasi konstruktif.
3. Sikap
mental dan merayap dan menciptakan kesempatan serta siap mental dan kompetensi
untuk memenuhi persyaratan kemahiran mengerjakan sesuatu yang positif.
4. Membiasakan
diri bersikap mental positif maju selalu bergairah dalam setap pekerjaan.
5. Mempunyai
daya penggerak diri yang selalu menmbulkan inisiatif.
6. Tahu
mensyukuri dirinya, waktu, dan mensyukuri lingkungannya.
7. Bersedia
membayar harga kemajuan, yaitu kesediaan berjerih payah.
8. Memajukan
lingkungan dengan menolong orang lain, agar orang lain dapat menolong dirinya
sendiri.
9. Membiasakan
membangun disiplin dirin, bersedia menabung dan membuat anggaran waktu dan
uang.
10. Selalu
menarik pelajaran dari kekeliruan, kesalahan dan pengalaman pahit, serta
berprihatin.
11. Membangun
salesmanship (kemampuan jual),
memiliki kepemimpinan dan kemampuan memoerhitungkan resiko.
12. Mereka
berwatak maju dan cerdik, serta percaya pada diri sendiri.
13. Mampu
memusatkan perhatiannya terhada setiap tujuannya.
14. Berkepribadian
yang menarik, memahami, seni berbicara dan seni bergaul.
15. Jujur,
bertanggung jawab, ulet, tekun, terarah.
16. Memperhatikan
kesehatan diri, tidak suka begadang, jangan menjadi perokok berat, tidak minum
alkohol, dan narkotik.
17. Menjauhkan
diri dari sifat iri, dengki, rakus, dendam, takut disaingi, khawatir, dan
ragu-ragu(hambatan yang dibuat sendiri).
18. Tunduk
dan bersyukur kepada Tuhan YME untuk mendapatkan ridhonya, beriman dan
memperhatikan hukum Allah SWT, peraturan dan hukum yang berlaku sebagai
pedoman. (Suparman Sumahamjaya, 1981: 5).
Dari
sekian banyak pandangan tentang pengertian wiraswasta, tentu cukup
membingungkan.
Seperti
ada yang menyatakan seorang wiraswasta adalah orang yang melakukan usaha
sebagai pendiri pertama. Timbul pertanyaan bagimana jika seorang anak mewarisi
kegiatan bisnis ayahnya, kemudian bisnisnya melejit berkembang membangun sebuah
jerjaan bisnis besar. Apakah anaknya seorang wiraswasta? juga ada yang pendapat seorang yang bekerja
di perusahaan non pemerintah, dia bukan seorang wiraswasta, tetapi dia tidak
lain sebagi administrator atau pelaksana pemerintah yang digariskan oleh top
management.
Jika
ada orang melaksanakan usaha, mencapai kemajuan sebagian besar melalui KKN
(Korupsi, Kolusi, dan Napotisme) atau hanya sebagai calo tukang catut, maka dia
itu tak tergolong wiraswasta sejati. Kerajaan bisnis seperti ini akan mengalami
kehancuran pada waktunya.
2. Pengertian Wirausaha
Berikut ini digambarkan perkembangan
teori dan definisi wirausaha yang asal katanya adalah terjemahan dari
entrepeneur. Istilah wirausaha ini berasal dari entrepeneur (bahasa Perancis),
yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan arit between taker atau go-between.
Sebagai contoh dari pengertian
go-between atau perantara yang dimaksudkan dalam istilah bahasa Perancis
enterpeneur adalah pada saat Marcopolo yang mencoba merintis jalur pelayaran
dagang ketimur jauh. Dia setuju mendatanangani kontrak untuk menjual barang
dari seorang pengusaha. Kontrak ini memberikan pinjaman dagang kepada Marcopolo
dengan harga keuntungan sebesar 25%ntermasuk asuransi. Pemilik modal tidak
menanggung resiko apa-apa sedangkan si pedagang yang berlayar menanggung resiko
besar. Pada saat pelayaran tiba di tujuan dan barang dagangan dijual maka si
pemilik model menerima keuntungan lebih dari 75% sedangkan si pedagang menerima
keumtungan lebih kecil.
Dalam definisi ini ditekankan bahwa
seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan
sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha di
dini menekankan kewirusahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk
mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.
Melihat uraian diatas, dan juga
dalam berbagai tulisan/literatur tampak adanya pemakaian istilah saling
bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. Ada pandangan yang menyatakan bahwa
wiraswasta sebagai pengganti dari istilah entrepeneur.
Ada juga pandangan untuk istilah entrepeneur digunakan wirausaha, sedangkan
untuk istilah entrepeneurship digunakan istilah kewirausahaan. Kesimpulannya
ialah istilah wiraswasta sama saja dengan wirausaha, walaupun rumusannya berbeda-beda tetapi isi dan
karakteristiknya sama. Jika ditinjau lebih fokus pada objek, ada usaha yang
mandiri, seorang wirausaha lebih menekankan pada jiwa, semangat, kemudian
diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan.
Contoh
dosen perguruan tinggi pada birokrat di kantor pemerintahan harus ditanamkan
pengetahuan kewirausahawan, agar jiwa dan semangatnya beda. Mereka akan lebih
kreatif, efisien tidak selalu ingin menghabiskan anggaran, dsb. Pegawai negeri
tidak perlu berwiraswasta, tapi mereka harus memiliki jika wirausaha.
Kemudian setelah itu banyak penulis
yang memberi arti berbeda-beda, apa yang dimaksud dengan ‘entrepeneur’ dan apa
yang dimaksud dengan ‘entrepeneurship’. Dari berbagai pendpat, dapatlah kiranya diketengahkan adanya
perbedaan-perbedaan pendapat apa yang disebut dengan entrepeneur:
~
Ada yang mengartikan sebagi orang yang
menanggung resiko;
~
Ada yang mengartikan sebagai orang yang
mengurus perusahaan;
~
Ada yang mengartikan sebagai orang yang
memobilisasi dan mengalokasikan modal;
~
Ada yang mengartikan sebagai orang yang
mencipta barang baru;
~
Dan sebagainya.
Sebagai
contoh, di Amerika sendiri istilah entrepeneur memberikan atau image yang
berbeda-beda. Misalnya dalam suatu kepustakaan yang dimaksud entrepeneur atau
‘entrepeneurising man’ ialah orang yang:
~
Mengambil resiko;
~
Berani menghadapi ketidakpastian;
~
Membuat rencana kegiatan sendiri;
~
Dengan semangat kebangsaan melakukan
kebaktian dalam tugas;
~
Mencipakan kegiatan usaha dan kegiatan
industri yang sebelumnya tidak ada.
3. Bebagai Macam Tipe Wirausaha
Dari pengamatan perilaku wirausaha
maka dapat dikemukakan tiga tipe wirausaha
1. Wirausaha
yang memiliki inisiatif
2. Wirausaha
yang mengorganisir mekanis sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu
3. Yang
menerima resiko atau kegagalan
Selanjutkan
dungkapkan 3 tipe utama dari wirausaha
yaitu:
1. Wirausaha
ahli (Craftman)
2. The
Promoter
3. General
Manager
-
Wirausaha Ahli atau seorang penemu
memiliki suatu ide yang ingin mengembangkan proses produksi sistem produksi
sistem produksi, dan sebagainya. Dia cenderung bergerak dalam bidang penelitian
membuat model percobaan ;aboraturium dan lainnya. Dia juga menjual lisensi
idenya untuk dijadikan komrsial
-
The Promotor adalah seorang individu
yang tadinya mempunyai latar belakang pekerjaan berbagai sales atau bidang
marketing yang kemudian mengembangkan perusahaan sendiri. Keterampilan yang
sudah ia miliki perusahaan yang baru ia rintis.
-
General Manager adalah seorang individu
yang ideal yang secara sukses bekerja pada sebuah perusahaan dia banya
menguasai keahlian bidang produksi, pemasaran, permodalan dan pengawasan.
Berdasarkan
uraian diatas istilah entrepeneur mempunyai arti yang berbeda pada setiap orang
karena mereka melihat konsep ini dari berbagai sudut pandang. Namun demikian
ada beberapa aspek umum yang terkandung dalam pengertan entrepeneur yaitu
adanya unsur resiko, kreativitas, kebebasan, dan imbalan.
4.Berbagi
Macam Profil Wirausaha
Jika
diperhatikan entrepeneur yang ada di masyarakat sekarang ini terutama di negara
Amerika maka dijumpai berbagai macam profil. (Ziammerer & Scarborough,
1996:9)
1.
Women
Entrepeneur
Banyak wanita yang terjun kedalam bidang bisnis.
Alasan mereka menekuni bidang bisnis itu didorong oleh faktor-faktor antara
lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga,
frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.
2.
Minority
Entrepeneur
Kaum minoritas terutama dinegara indonesia kurang
memilki kesepatan kerja di lapangan pemerintahan sebagaimana layaknya warga
negara umumnya. Oleh sebab itu ia harus menekuni kegiatan bisnis dalam kegiatan
sehari-hari.
3.
Immigrant
Entrepeneurs
Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya
sulit untuk memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka leluasa terjun
dalam pekerjaan non formal yang dimulai dari dagang kecil-kecilan sampai
berkembang menjaid perdagangan menengah.
4.
Part
Time Entrepeneurs
Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part
time merupakan pintu gerbang utntuk berkembang menjadi usaha besar.
5.
Home-Based
Entrepeneurs
Usaha yang dikembangkan dimulai dari rumah, mislakan
ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya membuat kue, dll.
6.
Family-Owned
Business
Usaha yang turun temerun yang biasanya melanjutkan
bisnis yang telah dikelola keluarganya dan hanya melanjutkan usaha keluarga
tersebut.
7.
Copreneurs
Copereneurs dibuat dengan cara mencuptakan pembagian
pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing orang. Dan bekerja sama
membangun usaha.
2)
Jalan
Menuju wirausaha Sukses
Murphy
and Peck (1980:8) menggambarkan delapan anak tangga untuk mencapai puncak
karir. Delapan anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang wirausah dalam
mengembangkan profesinya.
1. Mau
Kerja Keras (Capacity for Hard Work)
Kerja
keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Rasulullah sangat
marah melihat orang pemalas dan suka berpangku tangan. Bahkan, beliau secara
simbolik memberi hadiah kampak dan tali kepada seorang lelaki agar mau bekerja
keras mencari kayu dan menjualnya ke pasar. Demikian pula jika mau berusaha,
mulailah berusaha sejak subuh. Jangan tidur sesudah subuh, cepatlah bangun dan
mulailah kegiatan untuk hari itu. Akhirnya laki-laki itu sukses dalam hidupnya.
2. Bekerjasama
dengan Orang Lain (Getting Thngs Done With and Through People)
Perbanyaklah
teman dengan rang-orang dibawah ataupun dengan orang-orang di atas kita. Murah
hati, banyak senyum kepada bawahan dan patuh serta disiplin menghadapi atasan,
dan hindarkan permusuhan. Dengan menggunakan tenaga orang lain, maka tujuan
mudah tercapai.
3. Penampilan
yang Baik (Good Appearance)
Ini
bukan berarti penampilan body face/muka yang elok atau paras cantik. Akan
tetapi lebih ditekankan pada penampilan perilaku yang jujur, disiplin. Banyak
orang tertipu dengan rupa nan elok tetap ternyata orangnya penipu ulung.
Ingatlah, pribadi yang baik dan jujur akan disenangi orang di mana-mana dan
akan sukses orang bekerja sama dengan siapa saja.
4. Yakin
(Self Confidence)
Kita
harus memiliki keyakinan diri bahwa kita akan sukses melakukan suatu usaha,
jangan ragu dan bimbang. Niatlah bekerja baik, kemudian berserah diri, tawakal
kepada Allah SWT.
5. Pandai
Membuat Keputusan (Making Sound Decision)
Jika
anda dihadapkan pada alternatif, harus memilih, maka buatlah, pertimbangan yang
matang. Kumpulkan berbagai informasi, boleh minta pendapat orang lain, setelah
itu ambil keputusan, jangan ragu-ragu.
6. Mau
Menambah Ilmu Pengetahuan (College Education)
Pendidikan
college dalam bentuk diploma akan sangat membantu seseorang menemukan dan mengembang
jiwa serta operasional wirausaha. Akan tetapi, hal penting di sini ialah adanya
tambahan pengetahuan.
7.
Ambisi
Untuk Maju (Ambition Drive)
Kita
jangan loyo, pasrah menyerah tak mau berjuang. Kita harus puya semagat tinggi,
mau berjuang untuk maju. Orang-orang yang gigih dalam menghadapi pekerjaan dan
tantangan, biasanya banyak berhasil dalam kehidupan.
8. Pandai
Berkomunikasi (Ability to Communicate)
Pandai
berkomunikasi berarti pandai mengorganisir buah pikiran ke dalam bentu
ucapan-ucapan yang jelas, menggunakan tutur kata yang enak didengar, mampu
menarik perhatian orang lain.
9. Karakteristk
Wirausaha yang Sukses Dari Zimmerer
Memiliki
komitmen tinggi terhadap tugasnya, dan Mau bertanggung jawab dengan tugasnya.
3)
Profil
usaha
1 . Pengembangan
Wawasan Jenis Bidang Usaha
Sangat
banyak usaha yang digarap, mana yang akan dipilih sangat tergantung pada
beberapa hal, anatara lain :
1
. Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri atau kerajinan, dan
perdagangan/jasa.apakah ada keluarga,teman, yang sudah menekuni usaha yang sama
atau, usaha yang akan dikerjakan ada relevansi /saling menunjang dengan usaha
tersebut.
2
. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang sudah
dimiliki.
yang
akan dikerjakan ada relevansi/saling menunjang
dengan usaha tersebut.
3.
Relasi,
4
. Dan berbagai peluang lainnya.
Untuk mengetahui banyaknya bidang
usaha yang bisa dimasuki oleh wirausaha baru, maka marilah kita lihat hubungan
dalam bentuk circular flow anatara Rumah Tangga Produsen (RTK), dan Rumah
Tangga Konsumen (RTK).
Secara garis besar ada 5 jenis
usaha yang diungakapkan diatas, yaitu usaha ekstraktif, agraris, industri,
perdagangan, dan jasa. Kelima jenis usaha ini dapat dirinci sedemikian rupa
baik menurut lembaga yang mengusahakan, bentuk badan usaha yang luar biasa
banyaknya.
Usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan kebun, perdagangan
hasil – hasil pertanian (argobisnis) yang dapat diusahakan untuk setiap produk
yang dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan pertenakan.
2. Rintisan Usaha
Wirausaha Baru
Depnaker bekerja sama dengan LSM dan koperasi
konsultasi bisnis Jawa Barat, telah beberapa angkatan mengadakan pembinaan
wirausaha baru.
Pada akhir masa pembinaan, para peserta ditugaskan
untuk meagang pada beberapa unit usaha. Setelah magang selesai, mereke
berkelompok membuka usaha baru modal awal di sediakan depnaker. Di dalam
pelatihan usaha baru yang di kembangkan oleh depnaker tampak wirausaha baru ini
melaksanakan kegiatan magang di berbagai perusahaan, antara lain perusahaan
gula batu, gula semut, agar kering perhiasan imitasi, topi gantung, kaset,
baju, gitar, sarung tangan, busana muslim, dll. Kemudian setelah mereka membuka
usaha baru maka mereka
membentuk menggerakan suatu usaha baru dll.
Kegiatan usaha yang merekakembangkan antara lain : kafe,
waserda, pujasera, ternak ikan lele, ternak cacing, usaha toko, dll.
Pilihan usaha yang akan dikembangkan ini trgantung minat,
fasilitas yang ada pada masing-masing kelompok. Pilihanutama yaitu produksi dan
perdagangan. Jadi, kalo dikaji lebih lanjut, bagi orang-orang kreatif banyak
terbuka lapangan untuk berwirausaha. Sebelum sampai ke penetapan pilihan usaha
apa yang akan dibuka maka calon usahawan, harus melakukan survei, observasi
lapangan, dan bidang tertentu, akan tetapi jangan kehati-hatian ini mrmbuat
kita takut, ragu dan batal membuka bisnis.
3. Perdagangan Besar
Perdagangan besar adalah segala aktifitas marketing yang
menggerakan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke
lembaga-lembaga marketing lain nya.
Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan
kegiatan perdahgangan besar atau bukan ada 3 macam sifat yang bisa diperhatikan
:
1.
Motif pembelian.
2.
Jumlah pembelian,
kita mengenal beberapa kategori kosumen :
1.
Commercial
consumers
2.
Industrial
consumers dan
3.
Governmental
consumers
3. Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut
Mengenai
cara usaha ada beberapa cara yaitu :
-
Perdagangan besar
mempunyai usaha yang diskriminatif, hanya melayani pedagang eceran, tidak
melayani semua konsumen
-
Transaksi perdagangan
besar adalah besar, berarti lebih besar dari kehidupan sehari-hari
-
Harga –harga dapat
berubah berdasarkan situasi bukan seperti pada pedagang tetapi dapat diadakan
diskon, kredit, cara pengiriman, dll.
4.
Pergadangan
Eceran
a.
Pengertian perdagangan
eceran
Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat penting
dalam proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa usaha perdagangan besar dan
eceran, sulit produsen menyalurkan barangnya, walaupun beberapa produsen dapat
langsung menyalurkan barang kepada konsumen atau ke pengecer.
Apa
yang diartikan dengan perdagangan eceran atau retailing adalah.
Perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu
kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan eceran
adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada
konsumen.
Sedanglan pedagang ecran adalah orang – orang atau took yang kerja
utamanya mengecerkan barang. Sebab dalam praktik bisa terjadi seorang pabrikan
atau petani produsen menjuak langsung barangnya pada konsumen akhir, ini bukan
retailer. Juga ada retailer yang menjual barang untuk restoran (restoran bukan
konsumen akhir), ini juga bukan pekerjaan retailing.
b.
Klasifikasi
Perdagangan Eceran
Perdagangan
eceran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Pergadangan
eceran besar.
2. Perdagangan
eceran kecil terdiri dari;
a. Eceran
kecil berpangkalan.
b. Eceran
kecil tidak berpangkalan.
Ukuran yang dipakai untuk
klasifikasi ini ialah ownership pemilikan dan jumlah pegawai. Perdagangan
eceran kecil biasanya mempunyai 2 atau 3 pegawai/pelayan. Pelayan itu kadang –
kadang adalah anggota keluarga sendriri,ataupun orang lain yang digaji.
Pedagang eceran berpangkalan, ialah
yang mempunyai tempat yang tetap. Seperti took kecil, kios, dan warung.
Sedangkan yang tidak berpangkalan adalah pedagang ecreran yang tidak mempunyai
tempat usaha. Kelompok ini dapat dibagi atas yang memakai alat seperti tukang
bakso, tukang sepatu, tukang rujak, dsb.
c.
Keuntungan Dan Kelemahan Perdagangan Eceran
Beberapa keuntungan dari perdagangan eceran
kecil adalah :
1. Modal
yang dipergunakan adalah kecil dan rentabilitasnya besar.
2. Tempat
kedudukan pedagang – pedagang eceran kecil biasanya paling strategis.
3. Hubungan
anatara pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat misalanya kita liat
pembeli – pembeli pada warung kopi mengadakan obrolan yang intim sekali.
Factor – factor
kelemahan
Kelemahan
yang terdapat pada pedagang eceran kecil ini ialah :
-
Keahlian kurang.
-
Administrasi dalam arti
pembukuan tidak di perhatikan, sehingga kadang – kadang habis dimakan.
-
Pedagang kecil tidak
mampu mengadakan sales promotion.
Factor – factor yang mendorong majunya took eceran
Banyak sekali factor yang mendorong toko – toko
eceran kearah kemajuan, Antara lain :
Lokasi / tempat toko eceran
Tempat
yang strategis dari toko eceran ini sangat besar pengaruhnya kepada kemajuan
kelancaran penjualan barang pada toko tersebut. Apabila toko – toko itu
terletak pada tempat yang terpencil harganya akan lebih mahal dibandingkan
dengan toko – toko yang letaknya di daerah ramai.
Kelengkapan barang
Lengkapnya
barang pada toko – toko eceran akan sangat menarik bagi konsumen. Lengkap
disini diartikan barang – barangnya komplit
sesuai dengan jenis barang yang diperdagangkan.
Ketepatan Harga
Harga
yang tepat sangat penting demi kemajuan toko eceran yang berada di kota besar.
Toko eceran yang menetapkan harga jual cukup murah, atau harga pasti, harus
selalu mencari informasi supaya harga yang ditetapkan jangan terlalu tinggi
dari pada harga saingan, dan ini harus benar – benar diperhatikan oleh toko
eceran tersebut.
5.
Pedagang
kaki lima
Pedangang kaki lima sangat popular di
Negara kita. Kepopuleran pedagang kaki lima ini mungkin dalam arti positif dan
juga dalam arti negative. Positifnya, pedagang kaki lima, secara pasti dapat
menyerap lapangan pekerjaan, dari sekian banyak pengangguran. Pedagang kaki
lima sangat membantu konsumen, mudah mendapat barang, servis cepat, sambil
lewat dikaki lima, dapat membeli sekedar oleh – oleh buat anak – anaknya.
Kebanyakan barang – barang yang di jual
oleh pedagang kaki lima ini, adalah barang – barang conveniences,
yang dibeli dengan cara emosional,
begitu melihat barang langsung timbul keinginan membeli. Harga yang meraka
tawarkan, biasanya mula – mula tinggi, tapi akhirnya dapat ditawar serendah
mungkin.
Negatifnya, padagang kaki lima
tidak menghiraukan tata tertib, keamanan, kebersihan, dan kebisingan. Dimana
ada pedagang kaki lima,disana timbul kesemerautan, bising dan banyak sampah.
Dalam hal ini masalah pendidikan, disiplin, upaya perlakuan hukum harus di
tegakkan secara terus menerus, dengan rencana matang, dan terarah, tidak
sporadis, dengan menangkapi mereka sewaktu – waktu.
1.
Pengertian
Pedagang Kaki Lima
Yang dimaksud dengan pedagang kaki
lima ialah orang (pedagang - pedagang) golongan ekonomi lemag, yang berjualan
kebutuhan sehari – hari, makanan atau jasa dengan modal yang relative kecil,
modal sendiri atau modal orang lain, baik berjualan ditempat terlarang maupun
tidak. Istilah kaki lima diambil dari pengertian tempat ditepi jalan yang
lebarnya lima kaki.tempat ini umumnya terletak ditrotoar, depan toko atau tepi
jalan.
Ada yang menyatakan bahwa istilah
pedagang kaki lima berasal dari orang yang berdagang yang menggelarkan barang
dagangannya, meraka cukup menyediakan tempat darurat, seperti bangku - bangku,
yang biasanya yang berkaki empat, ditambah dengan sepasang kaki pedagangnya
sehingga berjumlah lima, maka timbullah julukan pedagang kaki lima.
Adapun
ciri – ciri pedagang kaki lima ialah :
1. Kegiatan
usaha, tidak terorganisir secara baik.
2. Tidak
memilik ijin usaha
3. Bergerombol
di trotoir, atau di tepi – tepi jalan protokol, di pusat – pusat dimana banyak
orang ramai
6.
Franchising (waralaba)
Franchising adalah sebuah puluang
bisnis dimana pemilik, produsen atau distributor sebagai franchising dari
barang atau jasa atau merek tertentu memberi hak kepada individu atau
franchising untuk menjadi agen local dari barang dan jasa dan sebagai imbalanya
menerima pembayaran atau royalty yang telah di tetepkan
Orang yang memberikan franchising
disebut franchisor sedang orang yang
menerima franchising disebut franchisee adanya
perjanjian perlimpahan franchising ini maka terbuka peluang bagi franchisee
untuk memasuki bisnis baru dan mempunyai kese,patan untuk suskses. Untuk
pelaksanaannya franchising dibuat kontrak antara franchisor dan franchisee.
Apa Saja Yang Dapat Dijadikan Franchising
Produk
– produk yang dapat dijadikan franchising :
1. Barang
atau jasa yang telah mempunyai pasaran luas dan citra tunggal.
2. Formula
paten atau desain tertentu.
3. Nama
dagang atau merek dagang
4. Konsultan
manajemen keuangan atau pengawas
5. Promosi
advertising dan pembelian
6. Kantor
pusat pelayanan
Keuntungan
franchising
Keuntungan
yang jelas bagi franchising adalah resiko yang ditanggung tidak sebesar memulai
usaha baru dari awal. Keuntungan lainnya :
1. Produk
yang ditawarkan telah memasuki pasaran yang luas dan diterima oleh umum.
2. Franchising
tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk memperkenalkan kredibilitas
perusahaan induknya.
3. Kelengkapan
modal ini mencakup fasilitas perlengkapan, tata letak, control persedian dan
sebagainya.
4. Pengetahuan
tentang pasar. Karena pengetahuan tentang pasar sudah begitu tinggi maka dengan
mudah dilakukan perencanaan secara detail untuk menghadapi pasar local.
5. Pengawasan.
Satu hal yang dihadapkan oleh wirausaha pada permulaan berbisnis adalah mejaga
kualitas produk dan layanan.
Sebagai kesimpulan dari uraian di atas
adalah umumnya waralaba dibedakan menurut tiga karakteristik.
1. Pemberi
waralaba memiliki merek dagang atau jasa dan memberi lisensi kepada pewaralaba
dengan imbalan loyalty
2. Pewaralaba
diharuskan membayar kewajiban untuk menjadi bagian system tersebut. Kewajiban
ini merupakan sebagian kecil modal awal yang harus dikeluarkan pewaraba.
3. Pembeli
waralaba (franchisor) menyediakan suatu system pemasaran dan system operasi
untuk menjalankan kegiatan bisnis.
6.
Intrapreneurship
Intrapreneurship berarti entrepreneurship di dalam struktur bisnis yang
sudah ada. Intrapreneuship merupakan jembatan yang menghubungkan jurang ilmu
pengetahuan pasar. Perusahaan yang sedang berjalan memiliki modal, sumber –
sumber, tenaga kerja terampil, marketing, system distribusi yang sudah
berhasil. Kemudian didalam struktur birokrasi sering kali tidak berkembang
kreativitas sehingga tidak muncul produk baru dan cara – cara baru dalam
berproduksi. Oleh sebeb itu, perusahaan mencoba mengijinkan dan mengembangkan
spirit wirausaha dalam organisasi. Akhirnya berkembang spirit intrapreneurship
dan berkembang menjadi perusahaan besar.
Intrapreneurship adalah suatu metode
untuk mengstimulasi individu didalam organisasi yang mempunyai pemikiran bahwa
dia dapat melakukan sesuatu yang tampil beda dan berhasil lebih baik.
Beberapa Bentuk Iklim Organisasi Yang Mendorong
Intrapreneurship
Bagaimana caranya mengembangkan
intrapreneurship dalam suatu organisasi. Untuk menjawab pertanyaan ini
diperlukan factor – factor tertentu dan karakteristik kepemimpinan dalam suatu
perusahaan antara lain :
1. Ada
dorongan dari organisasi untuk menggunakan teknologi baru.
2. Mendorong
karyawan untuk memunculkan ide – ide baru.
3. Mendorong
karyawan untuk melakukan eksperimen dan trial anda error sampai mencapai
keberhasilan.
4. Tersedia
sumber daya yang akan di gunakan.
5. Mengembangkan
sebuah tim yang mencakup berbagai bidang keahlian.
6. Yang
paling penting kegiatan intrapreneur ini direstui oleh top management dengan
cara menyakinkan dan menyediakan dana yang cukup. Tanpa restu dari top
management maka keberhasilan
intrapreneur tidak mungkin diperoleh.
Karakteristik Kepemimpinan Intrapreneur
Didalam
lingkungan perusahaan diperlukan beberapa karakteristik tertentu bagi seseorang
untuk menjadi intrapreneur yang berhasil :
1. Mengerti
lingkungan hal ini terutama menyangkut kreativitas seseorang.
2. Memiliki
visi masa depan dan fleksibel. Pemimpin mempunyai pandangan masa depan dan
mengarahkan segala potensi untuk
mencapai keberhasilan masa depan tersebut.
3. Menciptakan
berbagai pilihan artinya seorang intrapreneur mempunyai peluang menciptakan
suatu yang baru.
4. Membentuk
tim kerja sama yang terdiri dari berbagai bidang keahlian.
5. Mendorong
adanya diskusi terbuka. Diskusi terbuka sangat penting untuk menggemukkan
pendapat dalam rangka mencari sesuatu yang baru.
created by Tauvick22@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar