BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1. Umum
Di zaman sekarang ini, instansi
maupun perusahaan pengguna komputer setelah “cukup puas” menggunakan PC (Personal Computer) to PC (Personal Computer)
secara individual bagi masing-masing penggunanya, sudah mulai melirik
kemungkinan dalam penggunaan jaringan LAN (Local Area Network).
Sebuah Network adalah beberapa komputer, peripheral dan peralatan
penunjang lain (misal: telepon, fax, dll) yang saling berhubungan satu dengan
yang lain untuk dapat digunakan secara bersama-sama atau dapat pula berdiri
sendiri. Jumlah peralatan dihubungkan dapat bervariasi dari dua sampai beberapa
ratus unit. Dimana setiap peralatan yang saling dihubungkan tersebut, didalam
pengertian Network disebut Node.
Jaringan komputer yang digunakan di
instansi perusahaan ini dapat dikelompokkan berdasarkan luas area yang
dijangkau atau dilayaninya. Luas area ini mulanya ditentukan berdasarkan jarak
jangkau dalam satuan meter, namun dalam perkembangannya pertimbangan peralatan
dan fasilitas, baik internal maupun publik mulai diikut sertakan untuk
menentukan penggolongan itu.
Berdasarkan kriteria-kriteria
tersebut, jaringan komputer dapat digolongkan dalam lima kelompok yaitu:
Jaringan Komputer Lokal (Local Area
Network), Inter Jaringan (Interconnection
Network), Jaringan Komputer Metropolitan (Metropolitan Area Network), Jaringan Komputer Skala Luas (Wide Area Network), dan Wireless Area Network.
2.2. Teori Pendukung
A. Local Area Network
Jaringan Local Area Network (LAN) adalah sebuah network dimana hubungan yang terjadi
hanya terbatas pada suatu lokasi saja, misalnya di dalam sebuah komplek gedung.
Media penghubungnya adalah kabel (Twisted atau Coaxial) dan jarak dari ujung
dan juga node ke node biasanya dibatasi oleh kemampuan sistem yang digunakan.
Meskipun LAN sebenarnya mula-mula
dikembangkan di dunia minicomputer,
tetapi justru menjadi populer setelah banyak digunakan PC (Personal Computer). Hal ini disebabkan kerena hal-hal sebagai
berikut:
1.
Pemakaian Bersama Sumber Daya (Resources Sharing)
Adanya LAN yang saling menghubungkan sistem
komputer dan memungkinkan pengguna communicaties
server, menyebabkan peralatan yang dihubungkan ke LAN dapat digunakan
bersama. Adanya sistem seperti ini menyebabkan sebuah PC yang tadinya bekerja sendiri,
kini dapat saling bekerja sama dalam batas-batas tertentu, bahkan juga dengan
sistem komputer yang lebih besar. Kerjasama yang dapat dilakukan juga semakin
berkembang dari pertukaran data sampai saling memakai peralatan yang
dihubungkan dengan salah satu sistem komputer.
2.
Memungkinkan Perbaikan untuk Kerjaan
LAN menyebabkan banyak pemakai satu
tergantung kepada pemakai lainnya, atau hanya tergantung pada satu CPU saja,
sehingga apabila CPU itu tidak bekerja, maka tidak semua pemakai terpaksa berhenti
bekerja, tetapi hanya pemakai yang
menggunakan CPU tersebut. Jika diperlukan, pemakai dapat juga mengalihkan
pekerjaannya ke CPU lain.
3.
Memungkinkan Pengiriman File (File Transfer)
Jika ada LAN menghubungkan sistem
yang satu dengan yang lain, maka dimungkinkan pengiriman file dari sistem yang satu ke sistem yang
lain. Hal ini bahkan mudah dilakukan antar sistem yang berbeda merk, dan yang
berbeda merk dapat saling dihubungkan pada suatu LAN dan hubungan tersebut
tidak hanya berhubungan secara fisik tetapi juga dapat saling berkomunikasi.
4.
Memungkinkan Pertukaran Informasi
Keuntungan yang paling utama dari LAN
adalah dimungkinkannya pertukaran informasi antar sistem yang dihubungkan pada suatu
jaringan LAN tersebut dengan sangat efisien.
5.
Meningkatkan Produktivitas
Karena setiap pemakai dapat mempunyai
suatu sistem dan bukan lagi terminal, maka pemakai dapat mengerjakan hal-hal
yang tidak mungkin pemakai kerjakan karena harus menggunakan CPU yang digunakan
bersama.
Disamping itu karena pada dasarnya pemakai
memiliki CPU sendiri, maka pemakai lebih bebas menggunakan software aplikasi
sesuai dengan kebutuhanya, apabila sistem tersebut adalah PC yang softwarenya
mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal. Semua hal ini akan meningkatkan
produktivitasnya.
6.
Mengurangi atau Menghilangkan Ketidakaturan (Chaos)
Salah satu dampak negatif dari
perkembangan PC dalam suatu perusahaan adalah suatu ketidakaturan atau chaos,
karena siapa saja atau bagian mana saja di dalam perusahaan ataupun instansi
dapat membeli dan menggunakan PC (Personal Computer).
B.
Inter Jaringan
Perkembangan selanjutnya bilamana implementasi jaringan
yang dibangun berhasil, penggabungan dua atau lebih sistem jaringan lokal
disebut istilah Inter Jaringan. Proses penggabungan ini membutuhkan peralatan
peripheral seperti Repeter, Bridge, Router atau Gateway yang memiliki fungsi
untuk memperpanjang atau menjembatani antar segmen suatu jaringan local yang akan
dihubungkan satu sama lain.
Kesulitan implementasi yang paling sering terjadi,
antara lain adalah standar NIC-nya tidak sama, jenis kabel, topologi, dan
sistem operasi yang saling berbeda antar jaringan lokal yang dimiliki unit atau
departemen. Hal ini mengakibatkan biaya pengembangan menjadi sangat mahal.
Oleh karena itu, bilamana pembangunan jaringan dalam
sebuah instansi atau perusahaan tidak dilakukan secara serentak sekaligus, maka
pembangunan jaringan lokal harus diarahkan berdasarkan sebuah rencana besar
yang terpadu, agar kelak proses pengintegrasian antar satu unit jaringan local
dengan unit yang lain tidak mengalami kendala.
C.
Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) adalah sebuah jaringan dimana
hubungan yang terjadi pada suatu area yang cukup luas yang menghubungkan sistem
komputer pada suatu daerah tertentu, misalnya hubungan sistem komputer antara
satu gedung dengan gedung lain dalam satu kota.
Komunikasi yang terjadi dilakukan
melalui telepon, gelombang mikro atau bahkan satelit. Jaringan ini memiliki 10
– 50 km dan merupakan pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor
cabang dalam suatu kota.
D.
Wide Area Network (WAN)
Merupakan pengembangan dari Jaringan
Komputer Metropolitan yang dibutuhkan oleh instansi perusahaan yang membangun
kantor-kantor cabang atau sentra-sentra produksi yang tempatnya berada diluar
kota atau bahkan luar pulau dan luar negeri.
Untuk membangun jaringan komputer ini
dibutuhkan fasilitas infrastruktur public, yaitu internet. Meskipun relatif lebih
murah, namun belum banyak instansi atau perusahaan memanfaatkan fasilitas
internet ini dengan optimal.
E.
Wireless Area Network
Jika suatu hubungan antara sistem
komputer dihubungkan dengan menggunakan media komunikasi gelombang mikro
(gelombang radio), maka sistem tersebut lebih cocok jika disebut sebagai Wireless Area Network, jarak yang
didapat ditempuh tergantung dari sarana komunikasi radio yang dipasang. Dengan
sistem ini, maka komunikasi dapat dilakukan dimana saja dan sering juga disebut
sebagai komunikasi tanpa kabel.
2.2.1.
Komponen Dasar Jaringan
Untuk membangun suatu jaringan lokal,
dibutuhkan beberapa komponen. Adapun komponen tersebut dapat dikelompokkan
dalam dua bagian yaitu:
1.
Perangkat Keras
Yang meliputi server, terminal (workstation), media transmisi, Network
Interface Card (NIC), konektor dan peripheral lainnya.
2.
Perangkat Lunak
Yang meliputi sistem operasi jaringan NOS (Network Operating System) dan aplikasi.
2.2.2.
Komponen Perangkat Keras
Dalam suatu rangkaian jaringan
komputer, komponen perangkat keras yang digunakan cukup banyak jumlah dan
jenisnya, dan memiliki fungsi-fungsi sendiri. Meskipun demikian, secara umum
dapat disebutkan beberapa komponen utamanya, antara lain:
A.
Server
Merupakan suatu komputer yang
berfungsi sebagai penyedia layanan untuk seluruh pemakai dan memiliki
spesifikasi yang lebih tinggi dari pada komputer lain yang menjadi workstation
yang terhubung padanya. Spesifikasi yang ditetapkan untuk memilih sebuah server
adalah meliputi ketangguhan, berkecepatan tinggi, memiliki fault tolerance dan
dilengkapi dengan interface I/O (Input / Output) yang cepat, komputer server
biasanya dilengkapi dengan harddisk berkecepatan besar (minimal 10 – 20 GByte
ke atas), kapasitas memori yang tinggi (minimal 64MByte), NIC, printer, floppy
disk drive, CD ROM driver, dan bisa juga ditambahkan dengan modem card.
B.
Terminal
Dalam sebuah rangkaian jaringan juga
terdapat komputer-komputer yang berfungsi sebagai terminal akses (workstation),
komputer tersebut akan menjadi sarana untuk memasukkan data dan memperoleh
hasil pengolahannya.
Workstation terdiri dari dua jenis
yaitu dumb terminal dan inteligent terminal. Dumb terminal merupakan peralatan
yang terdiri dari video display unit dan keyboard saja, tidak ada alat
pemproses data (tidak memiliki CPU). Sedangkan Inteligent terminal adalah
peralatan yang terdiri atas CPU, Video Display Unit (VDU), dan keyboard.
C.
Media Transmisi
Merupakan perangkat yang digunakan
untuk menghubungkan antara satu komputer atau peripheral lainnya. Media ini
berfungsi sebagai infrastruktur transmisi data dari workstation menuju server
atau sebagai media distribusi informasi. Adapun jenis media transmisi ini
meliputi kabel, yaitu Twited Pair, Coaxial, dan Serat Optik serta dalam bentuk
radiasi elektromagnetik.
1.
Twisted pair
Terdiri dari pasangan kawat tembaga
terisolasi yang dipilih menjadi satu dengan ketebalan rata-rata satu milimeter.
Kawat ini dipilih dengan bentuk vertikal, bentuk yang digunakan untuk mengurangi
interferensi elektris terhadap pasangan yang sama yang berdekatan.
Kabel Twisted Pair terdiri dari dua
jenis, yaitu “shielded” dan “unshielded”. Shielded Twisted Pair (STP)
adalah jenis kabel twisted pair yang terdapat pembungkus tambahan untuk tiap
pasangan kabel (Twisted Pair). Kabel STP juga digunakan untuk jaringan Data,
digunakan pada jaringan Token Ring IBM. Kelebihan
kabel STP adalah pembungkusnya dapat memberikan proteksi
yang lebih baik terhadap interferensi EMI. Kekurangan
kabel STP adalah attenuasi
meningkat pada frekuensi tinggi, pada frekuensi tinggi keseimbangan menurun
sehingga tidak dapat mengkompensasi timbulnya “crosstalk” dan sinyal “noise”,
dan juga harganya cukup mahal.
Terdapat 5 kategori (level) untuk
kabel UTP. Kategori ini mendukung sinyal suara berkecepatan rendah (low-speed
voice) dan sinyal LAN berkecepatan tinggi. Kategori 5 UTP direkomendasikan
sebagai kategori minimum untuk instalasi LAN dan cocok untuk topologi star. Tabel
berikut menunjukkan masing-masing kategori:
Tabel II.1 Kategori (level) untuk kabel UTP
Kategori
|
Performansi
|
Penggunaan
|
Cat 1
|
1 MHz
|
Voice, Mainframe, Dumb Terminal
|
Cat 2
|
4 MHz
|
4 MB Token Ring
|
Cat 3
|
10 MHz
|
100 MB Ethernet
|
Cat 4
|
20 MHz
|
16 MB Token Ring
|
Cat 5
|
100 MHz
|
100 MB Ethernet
|
Dari penyambungan kabel UTP ada dua jenis penyambungan,
yaitu:
a.
Kabel Silang (Cross
Cable)
Penyusunan kabel secara silang
digunakan untuk koneksi dari PC ke PC (peer
to peer), dari HUB ke HUB. Dengan urutan:
Tabel II.2. Cross Cable
Putih Orange
|
Putih Hijau
|
Orange
|
Hijau
|
Putih Hijau
|
Putih Orange
|
Biru
|
Biru
|
Putih Biru
|
Putih Biru
|
Hijau
|
Orange
|
Putih Coklat
|
Putih Coklat
|
Coklat
|
Coklat
|
b.
Kabel Lurus (Straight
Cable)
Cara penyusunan secara lurus
digunakan untuk koneksi Workstation
ke HUB, metodenya lurus, maksudnya adalah penyusunan kabel mempunyai urutan
yang sama dari pertama tanpa ada perubahan.
Tabel II.3. Straight Cable
Putih Orange
|
Putih Orange
|
Orange
|
Orange
|
Putih Biru
|
Putih Biru
|
Hijau
|
Hijau
|
Putih Hijau
|
Putih Hijau
|
Biru
|
Biru
|
Putih Coklat
|
Putih Coklat
|
Coklat
|
Coklat
|
2.
Coaxial
Berisi kawat tembaga lurus (kaku)
sebagai intinya, dimana sekelilingnya dilapisi dengan bahan penyekat. Pelapis
ini dilapisi lagi dengan konduktor silindris yang bentuknya seperti jalinan
anyaman. Terdapat dua jenis kabel coaxial yaitu Coaxial Baseband (kabel 50 Ohm)
untuk transmisi digital dan Coaxial Broadband (kabel 75 Ohm) untuk transmisi
analog. Kabel Coaxial mempunyai kemampuan jarak jangkau yang relatif jauh,
hampir tak terpengaruh oleh noise dan harganya relatif murah. Namun penggunaan
kabel ini mudah dibajak dan tidak memungkinkan untuk dipasang dibeberapa jenis
ruang.
3.
Serat Optik (Fiber
Optik)
Kabel Serat Optik ini berukuran
kecil, jarak jangkau mencapai 2 Km (Serat ASK – NRZI) dengan kecepatan tinggi (
> 100 Mbps) tidak terpengaruh oleh noise, karena aliran listrik dan magnet
tidak berinterferensi dengan cahaya dan tidak bisa disadap, karena tidak
memiliki jenis konektor untuk membuat percabangan ditengah-tengah kabel.
Melalui medium cahaya, pengiriman data persatuan waktu lebih banyak daripada medium
sinyal listrik. Tetapi kabel jenis ini harganya sangat mahal, sulit dalam
pemasangan instalasi dan teknologi ini masih dalam perkembangan.
Gambar II.2 Kabel Serat Optik
Tabel II.4. Kecepatan Tipe Kabel
Tipe
|
Kecepatan
|
Jarak
|
Konektor
|
UTP
|
10 Mbps
|
< >
300 kaki
|
RJ – 45
|
Coaxial
|
10 Mbps
|
< >
2500 kaki
|
BNC,
Terminator
|
Serat
Optik
|
100 Mbps
|
< >
3 mil
|
ST
(Spring Loaded Twist)
|
4.
Gelombang Mikro
Gelombang Mikro merupakan gelombang
radio frekuensi frekuensi tinggi yang dipancarkan dari satu stasiun ke stasiun lain.
Standar sistem wireless untuk jaringan lokal telah diratifikasi oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics
Engineers) pada tahun 1977, yaitu standar 802,11 dan standar 802.11b.
5.
Sinar Infra Merah
Biasanya dipakai untuk komunikasi
skala kecil, terutama untuk jaringan komputer lokal dalam satu ruang. Banyak
digunakan di laboratorium-laboratorium penelitian untuk melakukan penelitian
uji coba pengembangan perangkat wireless. Harganya murah dan mudah dibuat.
Namun, teknologi ini memiliki sifat line
of sight sehingga jika terhalang, maka aliran data dan informasi akan
terhenti, selain itu, sinar infra merah ini mudah terinterferensi sinar
matahari.
D.
HUB
Adalah sebuah repeateryang akan
menerima data semua port yang terhubung dan secara otomatis mentransit data
keseluruh port lainnya. Ada dua jenis HUB, yaitu Active Hub dan Passive Hub.
Active Hub merupakan Repeater elektrik yang dilengkapi dengan 8 konektor I/O,
membentuk digital yang dikirim dan menyesuaikan impedansinya untuk memelihara
keutuhan data sepanjang saluran yang dilaluinya. Passive Hub mempunyai 4
konektor I/O dimana sinyal diterima pada salah satu konektornya dan diteruskan
ke tiga konektor lainnya.
Gambar II.3. HUB
E.
NIC (Network Interface Card)
Adalah komponen logika termasuk
perangkat keras, perangkat lunak dan tata cara yang memungkinkan beroperasinya
suatu komputer, dan fasilitas komunitas untuk bertukar informasi dan mengontrol
setiap operasi, seperti ARCnet dan Ethernet.
Gambar II.4. Network Interface Card
F.
Konektor
Merupakan peripheral yang digunakan
untuk menghubungkan antara kabel dengan NIC. Adapun jenis-jenis konektor yang
sering digunakan BNC (Thin Coaxial) berupa male, female, barrel,
terminator, UTP berupa RJ-45. Terminator
adalah konektor yang berfungsi sebagai penghadang lajunya sinyal ke tempat yang
tidak diinginkan sehingga sinyal tetap dalam saluran.
Gambar II.5. T–BNC RG 58
G.
Modem
Merupakan singkatan dari Modulator
Demulator. Pada sisi pengirim, modem berfungsi untuk menterjemahkan data atau
informasi dalam bentuk sinyal digital menjadi sinyal analog yang kemudian
menggabungkannya dengan frekuensi pembawa, sedangkan pada sisi penerima, modem
berfunsi untuk memisahkan data dari informasi sinyal analog menjadi sinyal
digital.
H.
UPS (Uninterceptable Power Supply)
Sangat dianjurkan untuk digunakan
pada file server, sebab server tidak boleh dimatikan secara mendadak supaya
tidak mengakibatkan kerusakan pada data. Perangkat lunak network telah memiliki
fasilitas “UPS Monitoring” yang bila digunakan bersama dengan UPS, maka file
server akan diberi peringatan bila baterai atau listrik habis sehingga user
dapat melakukan shutdown sebelum mematikan file server.
Gambar II.6. UPS
2.2.3.
Perangkat Lunak Jaringan
Sistem operasi jaringan merupakan
suatu komponen yang penting dalam membangun suatu jaringan, karena sistem
operasi jaringan berfungsi sebagai pembentuk pola operasi jaringan. Hingga kini
terdapat tiga macam sistem operasi jaringan untuk bentuk konektivitas peer to peer (Windows 3.x, 9.x, Me, dan
Novel Netware Lite), File Server (Novel
Netware 1.x) dan Client Server (Novel
Netware 3.x, Windows NT, XP, Unix, Linux).
2.2.4.
Arsitektur Jaringan
Ada tiga macam arsitektur jaringan,
yaitu Peer to Peer, File Server, dan Client Server. Masing-masing arsitektur
memiliki perbedaan dalam derajat koneksinya, maupun bentuk hubungan antara
server dengan antar server dengan terminalnya. Namun, semua sistem operasi
tersebut berfungsi untuk menciptakan hubungan antar terminal yang ada.
A.
Peer to Peer
Pada sebuah konektivitas jaringan,
setiap terminal memiliki peran dan derajat yang sama. Jaringan lokal dengan
konektivitas Peer to Peer ini
dibentuk dengan menghubungkan setiap terminal secara langsung sehingga masing-masing
terminal dapat berbagi data, aplikasi dan peripheral lainnya. Semua terminal
dapat bertindak sebagai workstation atau server. Oleh karena itu, bentuk Peer to Peer ini tidak dirancang untuk
WAN (Wide Area Network).
Pembangunan jaringan dengan
arsitektur ini akan menghemat biaya untuk pembelian server dan dapat
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya seperti harddisk, printer, processor dan
memori dari masing-masing komputer yang ada. Namun memiliki sejumlah kelemahan,
antara lain pengelola jaringan atau pengakses akan mengalami kesulitan untuk
melacak keberadaan data atau file yang dibutuhkan, karena masing-masing
komputer dapat berfungsi sebagai server yang memberikan layanan bagi komputer
lainnya, proses pemeliharaan dan pengamanan data dan file aplikasi ini menjadi
sulit dan rumit dan juga sangat rentan dari ancaman virus atau dari orang-orang
yang tidak berhak.
Gambar II.7. Jaringan Peer to Peer
B.
File Server
Terdapat terminal khusus disebut
sebagai server yang memiliki kapasitas yang sangat besar, server tersebut akan
bertindak sebagai tempat penyimpanan (file) bersama, namun tidak ada pelayanan
komputasi. Contohnya Novell Netware 5.xx dan 6.0, Bayan Vines, MS.LAN Manager,
IBM LAN Server dan Unix Network File Server (NFS). Sangat tepat bagi instansi
atau perusahaan yang berskala kecil menengah yang baru pertama kali merancang
jaringan komputer sebagai pusat aliran informasinya. Dan nantinya dapat
dikembangkan lebih lanjut dan lebih lengkap sehingga dapat menjadi bentuk
Client Server yang lebih utuh.
C.
Client Server
Merupakan pengembangan dari
arsitektur File Server. Pada model ini, komputer client ridak dapat berfungsi
sebagai server. Sementara itu, meskipun server dapat berfungsi sebagai client (server non dedicated), namun sebaliknya
dihindari, agar tidak berubah menjadi arsitektur Peer to Peer.
Prinsip kerjanya, server akan
menunggu permintaan dari client, memproses dan memberikan hasilnya kepada
client. Sedangkan client akan mengirimkan permintaan ke server. Menunggu proses
dan melihat visualisasi hasil prosesnya. Model ini dirancang untuk jaringan
komputer skala luas. Sistem ini mengguakan TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protokol), contohnya Unix
dan Windows NT.
Gambar II.8. Jaringan Client Server
Tabel II.5. Perbandingan Sistem Operasi Jaringan
Jaringan Berbasis Server
|
Jaringan Peer to Peer
|
Cepat
|
Lambat
|
Mahal
|
Murah
|
Sulit untuk diinstal
|
Mudah untuk diinstal
|
Butu waktu untuk dipelajari
|
Butuh waktu untuk dioperasikan
|
Mendukung jarngan yang besar
|
Untuk jaringan skala kecil
|
Keamanan data sangat terjamin
|
Keamanan data kurang terjamin
|
Standar industry
|
Perkantoran kecil
|
Administrator dapat bekerja fulltime
|
Administrator bekerja keras untuk mengatur menajemen
jaringan
|
2.2.5.
Topologi Jaringan Komputer
Adalah pola hubungan antar terminal
suatu jaringan komputer. Pola ini berhubungan erat dengan metode akses dan
media pengirim yang digunakan. Ada beberapa topologi yang dapat digunakan,
tetapi bentuk yang umum adalah Bus, Star, dan Ring.
A.
Topologi Bus
Topologi paling sederhana, dimana
setiap terminal yang dilengkapi dengan sebuah NIC, dihubungkan dengan sebuah
kabel Coaxial. Semua terminal terhubung ke jalur komunikasi, informasi yang
dikirim akan melewati semua yang dikirim sesuai dengan alamat yang dilewati,
maka data atau informasi tersebut akan diterima dan diproses. Jika alamat tidak
sesuai, maka informasi akan diabaikan oleh termnial yang dilewati.
Metode yang akan digunkan oleh
Broadband, jadi menggunakan media kabel Coaxial dan topologi busnya dengan
access method token pasing. Karena itu disebut “Token Bus”. Sangat cocokuntuk jaringan
skala kecil. Jumlah terminal dapat ditambah dan dikurangi secara fleksibel.
Namun, jika terminal yang terhubung sangat banyak, maka kinerja jaringan akan
turun drastis, kekurangan yang lain, bila ada terminal yang mati, maka
operasional jaringan akan terganggu.
Gambar II.9. Topologi Bus
B.
Topologi Star
Sebuah terminal pusat bertindak
sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Terminal-terminal
lain terhubung padanya dan pengiriman data dari satu terminal lainnya melalui terminal
pusat. Terminal pusat akan menyediakan jalur khusus untuk dua terminal yang
akan berkomunikasi.
Topologi ini mudah dikembangkan, baik
untuk penambahan maupun pengurangan terminal, banyaknya terminal yang dapat
terhubung pada jumlah port yang tersedia pada hub yang digunakan. Salah satunya
adalah jaringan telepon.
Gambar II.10. Topologi Star
C.
Topologi Ring
Mirip dengan Topologi Bus, tetapi
kedua terminal yang berbeda diujung saling berhubungan sehingga menyerupai
lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh diperiksa alamatnya oleh terminal
yang dilewatinya. Jika bukan untuknya, informasi dilewatkan sampai menemukan
alamat yang benar. Setiap terminal dalam jaringan komputer lokal saling
tergantung sehingga jika terjadi kerusakan pada suatu terminal maka seluruh
jaringan akan terganggu. Menggunakan metode transmisi Baseband dan menggunakan
media jenis Twisted Pair.
Gambar II.11. Topologi Ring
2.2.6.
Protokol Jaringan
Protokol merupakan sekumpulan aturan
yang mendefinisikan beberapa fungsi seperti pembuatan hubungan: mengirim pesan,
data, informasi atau file yang harus dipenuhi oleh pengirim agar suatu sesi
komunikasi data dapat berlangsung dengan baik dan benar. Disamping itu,
protokol juga merupakan sekumpulan aturan untuk memecahkan masalah-masalah
khusus terjadi antar alat-alat komunikasi agar transmisi data dapat berjalan
dengan baik dan benar. Beberapa organisasi yang berperan dalam usaha ini,
antara alain:
a)
Elektronik Industries Association (EIA)
b)
Commite Cinsultative International de Telegrapque et Telephonique
(CCITT)
c)
International Standars Organisation (ISO)
d)
American National and Electronick Engineers (IEEE)
Organisasi-organisasi tersebut saling
kerja sama dalam menentukan standarisasi dalam hal komunikasi data.
2.2.7.
Standar (Pembakuan) dan Protokol
Salah satu standar dalam jaringan
yang dikembangkan oleh ISO adalah model Referensi Open System Interconnection
(OSI). Model Referensi OSI ini dibagi atas 7 lapisan (Layer). Masing-masing
lapisan mempunyai fungsi dan aturan sendiri. Tujuan pembagian ini adalah untuk
mempermudah pelaksanaan standard tersebut secara praktis dan untuk memungkinkan
fleksibilitas dalam arti perubahan salah satu lapisan tidak akan mempengaruhi
perubahan dilapisan lain. Adapun ke tujuh lapisan protokol komunikasi tersebut,
yaitu:
a.
Physical Layer
Merupakan lapisan pertama yang
berfungsi untuk mengatur sinkronisasi pengiriman dan penerimaan data,
spesifikasi mekanis dan elektris, menerapkan prosuder untuk membangun,
mengirimkan data / informasi dalam bentukdigit biner, memelihara dan memutuskan
hubungan komunikasi.
b.
Data Link Layer
Merupakan lapisan kedua, memiliki
tanggung jawab untuk menjalankan sejumlah fungsi tertentu, antara lain; pertama, memecah data / informasi
menjadi beberapa frame tertentu yang dilengkapi dengan bit – bit alamat
pengirim dan penerima. Kedua, mempersiapkan
pembangunan, pemeliharaan, transmisi data dan informasi. Ketiga, pada sisi penerima, berfungsi untuk menggabungkan dan
merangkai kembali bit – bit diterima. Keempat,
bertanggung jawab untuk menangani masalah yang timbul akibat frame yang
rusak, hilang atau terduplikat. Kelima, mengatur
arus transmisi bilamana terjadi perbedaan antara terminal pengirim dan
penerima.
c.
Network Layer
Merupakan lapisan ketiga, berfungsi
untuk menangani masalah jaringan komunikasi secara lebih rinci yang meliputi
memberikan pelayanan pengiriman data dengan menentukan rute pengiriman dan
mengendalikannya sehingga tidak terjadi kemacetan dan data dapat sampai di
tempat tujuan dengan baik.
d.
Transmission Layer
Lapisan keempat, memberikan layanan
secara transparan terutama dalam hal
error recovery dan data flow control.
e.
Session Layer
Lapisan kelima, bertugas untuk
menyediakan sarana pembangunan hubungan dan pengontrolan terhadap kerja sama
antar komputer atau program aplikasi yang sedang berkomunikasi.
f.
Presentation Layer
Lapisan keenam, berhubungan dengan
sintak data yang dipertukarkan antara emitas aplikasi. Tujuannya adalah untuk
mengatasi masalah perbedaan format penyajian data.
g.
Aplication Layer
Lapisan ketujuh, bertugas untuk
mengatur interaksi antara penggunaan komputer dengan program aplikasi yang
dipakai.
2.2.8.
Metode Akses
Metode akses (Access Methods) atau metode pengambilan data oleh sistem dan jaringan
adalah cara suatu sistem menggunakan jaringan secara bersama, atau dengan kata
lain bagaimana cara berkomunikasi antara satu node dengan yang lainnya.
A.
CSMA / CD
CSMA / CD merupakan singkatan dari Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection. Pada cara
ini setiap sistem pada suatu node sebelum menggunakan jaringan sedang dipakai
atau tidak (carrier sense), bola
bebas itu akan segera mengirimkan data yang dikehendakinya beserta ‘alamat’
yang dituju. Data ini dikirimkan kesemua node atau sistem (broadcast) dan node yang alamatnya sesuai akan mengambil data
tersebut.
Keuntungan cara ini adalah data yang dikirimkan praktis
segera diterima oleh node atau sistem yang ditju, karena penundaan yang singkat
yang pada dasarnya adalah waktu jarak tempuh dari jarak pengiriman ke penerima.
Kerugian cara ini adalah sukar diramalkan bilamana dan karakteristik terjadinya
‘tabrakan’ meskipun berdasarkan statistik dari pelaksanaan jaringan yang paling
rumit dan menggunakan paling banyak node dewasa terjadinya ‘tabrakan’ tadi
sangat kecil yaitu dibawah 20% dari kapasitas meksimum pemakaian.
B.
Token Passing
Untuk pengiriman digunakan suatu tanda (token) yang akan
dikirim secara “estafet” dari sistem (node) yang satu ke yang lainnya. Sistem
yang menerima ‘token’ inilah yang berhak mengirimkan data dan setelah data
dikirim maka ‘token’ tersebut diteruskan ke node yang lain. Keuntungan cara ini adalah waktu
pengiriman data dapat dihitung, sehingga mudah penanganan danmengatasi yang
timbul. Kerugian cara ini adalah
waktu tunda pengiriman data, karena suatu node baru dapat mengirim data bila
node telah menerima ‘token’ perlu diperhatikan bahwa lamanya metode ini relatif
rumit dari CSMA / CD.
2.2.9.
Jenis – Jenis LAN
Berdasarkan jenis – jenis jaringan
yang sudah dijelaskan, maka ada beberapa Local Area Network (LAN) yang dewasa
ini paling banyak digunakan, yaitu:
A.
Ethernet
Jaringan ini mula – mula dikembangkan
oleh Digital Equipment Corporation (DEC),
Intel atau Xerox mulai tahun 1980
yang kemudian berkembang pesat. Usaha pembakuan dilakukan oelh Badan
Internasional yaitu IEEE (Institute of
Electrical Engineers). Pembakuan (standart) IEEE ini dikenal sebagai IEEE
80203, selanjutnya setiap perkembangan ethernet selalu mengikuti standart
tersebut.
Pada dasarnya Ethernet ini
menggunakan metode akses CSMA / CD dan Topologi Bus. Berdasarkan media dan
metode transmisi yang digunakan dikenal beberapa jenis Ethernet, antara lain:
a.
Standard Baseband Ethernet
Media transmisi menggunakan kabel coaxial berdiameter
standar, panjang maksimum adalah 500 meter, bila hendak di perpanjang
diperlukan peraltan khusus, misal repeter. Sistem komputer (node) dihubungkan
ke kabel tersebut melalui transceiver dan alat tersebut dapat dihubungkan ke
kabel tanpa perlu memotongnya. Jumlah maksimum transceiver untuk panjang kabel
500 meter adalah 100 dan panjang kabel transceiver maksimum adalah 500 meter.
Perlu diperhatikan, bahwa jarak terdekat antar node adalah 2,5 meter, hal ini
diperlukan untuk menghindari terjadinya “collision” atau tabrakan sinyal.
Ethernet ini dapat menampung data sampai 10 Mbit/detik.
Metode transmisi adalah baseband, dalam standard IEEE 802 data standard
tersebut dikenal juga dengan istilah 10Base5.
b.
Thinware Baseband Ethernet
Mempergunakan kabel coaxial dengan ukuran diameter lebih
kecil, akibatnya panjang kabel maksimum adalah 30 meter. Sesuai dengan namanya,
maka nama kabel ini lebih fleksibel atau mudah diatur karena kabelnya lebih
kecil, tetapi dapat menampung data sampai 10 Mbit/detik. Metode transmisi juga
baseband, dalam standard IEEE 802 dikenal dengan istilah 10Base2.
c.
Unshielded Twisted-Pair Baseband Ethernet
Menggunakan kabel jenis Twisted-Pair sehingga jauh lebih
murah dan fleksibel, tetapi jarak capainya juga lebih pendek dan hanya dapat
menampung data sampai 1 Mbit/detik. Panjang kabel maksimum 50 meter pada rate 1
Mbit/detik tersebut. Sesuai dengan namanya metode transmisinya juga baseband,
dalam standard IEEE 802 dikenal istilah 10Base5.
d.
Broadband Ethernet
Menggunakan kabel coaxial yang sama seperti yang digunakan
pada kabel TV. Jarak yang dapat dicapai tanpa peralatan tambahan adalah sekitar
3800 meter.
Cara ini juga menampung data sampai 10 Mbit/detik dan metode
transmisinya adalah broadband. Jenis nama yang digunakan terganting antara lain
dari kebutuhan, dana yang ada, keadaan sekeliling (envoronment) tempat jaringan
tersebut digunakan, dan sebagainya.
B.
Token Ring
Jenis LAN yang dikembangkan oleh IBM
menggunakan access method ‘token passing’ dan ‘topologi ring’. LAN ini kemudian
juga dibakukan oleh Badan International IEEE sebagai IEEE 802.5. LAN ini
menggunakan metode transmisi baseband dan menggunakan kabel twisted-pair. Daya
tampung dari media ini adalah 4 Mbit/detik, tetapi IBM telah mengeluarkan jenis
yang mencpai 16 Mbit/detik. Jenis LAN ini dapat digunakan untuk antara 75
sampai 200 node tergantung. Dewasa teknologi sudah dapat mengatasi masalah
tersebut, tetapi tentunya menyebabkan jenis LAN ini lebih rumit dari Ethernet.
C.
Arcnet
Kesulitan menggunakan LAN Token Ring
saat ini telah dapat diatasi dengan munculnya jenis LAN baru yang dikenal
dengan nama ARCNET dimana topologi yang digunakan adalah ‘topologi star’ dan
dapat digabungkan dengan ‘topologi bus’ sehingga sering disebut Topologi Star
Bus, tetapi secara logika mereka tetap ‘topologi ring’. Bila ada node yang
rusak, maka node tersebut dapat dikeluarkan dari ring dan dapat dikembalikan
hubungannya secara mudah. Daya tampung jenis Arcnet ini adalah 2,5 Mbit/detik,
dan di dalam pembangunannya memerlukan peralatan eksternal (bisa berupa aktif
hub/pasif hub) dan jika pada topologi tersebut diinginkan adanya topologi bus,
maka maksimal 8 node yang dapat dipasang di setiap kabel star.
D.
Token Bus
Walaupun standar 802.3 IEEE telah
banyak di kembangkan dalam jaringan lokal , namun para ahli dari general motor dan perusahaan –
perusahaan lain yang tertarik pada otomatisasi kantor tidak begitu yakin dengan
kemampuan standard tersebut. Standar 802.3 dianggap tidak cocok untuk topologi
ring sehngga telah dikembangkan standar baru yaitu IEEE 802.4 yang di sebut
Token Bus .
Token Bus adalah kabel linier atau
tree shaped yang digunakan untuk menghubungkan terminal-terminal secara logis, terminal-terminal
tersebut di organisasikan ke dalam suatu bentuk ring, dimana setiap terminal
mengetahui alamat terminal dikanan atau kirinya .
Berbeda dengan ethernet yang juga
memakai topologi bus secara fisik maka pada “Token Bus” yang boleh mengirimkan
data hanyalah node yang memiliki token yang sesuai dengan urutan angka yang
telah di tentukan. Jadi pada suatu saat hanyalah ada satu node yang mendapat
mengirim data, sehingga tidak pernah terjadi tabrakan pada saat pengiriman
data.
2.2.10.
IP Address
IP Address adalah pengenal yang unik
yang membedakan antara satu komputer dengan komputer yang lainnya dalam
jaringan. Merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah
berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut oktet. IP address dibutuhkan oleh setiap
komputer dan komponen jaringan seperti router, yang komunikasinya menggunakan TCP/IP.
IP address sama seperti alamat rumah yang terdiri dari dua bagian, nama
jalan dan kode pos. Dalam IP Address juga terdiri dari dua bagian, yaitu:
a.
Network ID
Bagaian pertama dari IP Address adalah Network ID, yang berfungsi sebagai identitas Network Segmen pada
komputer. Semua komputer dalam segmen yang sama harus memiliki Network ID yang sama, seperti halnya
rumah dalam area spesifik harus memiliki kode pos yang sama.
b.
Host ID
Bagian kedua IP Address adalah Host ID, dimana identitas komputer, router atau peralatan lainnya
dalam satu segmen yang sama. Host ID untuk
setiap host harus unik (tidak boleh sama) dalam satu area kode pos.
A.
Class IP Address
Jika dilihat dari bentuknya, IP Address terdiri dari 4 buah bilangan
biner 8 bit. Nilai terbesar dari bilangan bit adalah 255 (=27+26+25+24+23+22+21).
Karena IP Address terdiri dari 4 buah
bilangan 8 bit, maka jumlah IP Address yang
tersedia adalah 255 x 255 x 255 x 255 x 255. IP Address sebanyak ini harus dibagi keseluruh pengguna internet di
seluruh dunia.
Untuk mempermudah proses
pembagiannya, IP Address dikelompokkan
ke dalam kelas – kelas dengan dasar pertimbangan untuk mempermudah
pendistribusian pendaftaran IP Address.
IP Address dikelompokkan ke dalam
lima kelas yaitu:
a.
Class A
Alamat class A diberikan dengan jumlah host yang sangat
besar. Class ini menyediakan 126 jaringan dengan menggunakan nomor jaringan
pertama untuk Network ID, sebesar
tiga nomor digunakan untuk Host ID,
menyediakan 16.777.214 host per jaringan.
b.
Class B
Alamat class B diberikan untuk jaringan dengan jumlah host
dengan range dari sedang sampai besar. Class ini menyediakan 16.384 jaringan,
dengan menggunakan nomor pertama dan kedua untuk Network ID. Sebesar dua nomor digunakan untuk Host ID, menyediakan 65.534
c.
Class C
Alamat class C diberikan untuk jaringan dengan jumlah host
kecil. Class ini menyediakan 2.097.152 jaringan, dengan menggunakan nomor
pertama, kedua dan ketiga untuk Network
ID. Sebesar satu nomor untuk Host ID,
menyediakan 254 host per jaringan.
d.
Class D dan Class E
Class D dan Class E tidak dilokasikan untuk host. Class D
digunakan untuk multicasting dan Class E digunakan untuk cadangan untuk penggunaan
lebih lanjut.
B.
Menentukan Address Class
Pengelompokkan IP Address adalah berdasarkan struktur dari IP Address untuk membedakan Network
ID dengan Host ID. Terdapat empat
segmen nomor dari IP Address. Sebuah IP Address dapat diwakili oleh W,X,Y,Z dimana
mereka tersebut adalah suatu nomor dengan range nilai dari 0 sampai 255.
Sebagai catatan bahwa Host ID tidak
boleh dimulai dari. Berdasarkan dari nilai dari nomor pertama (w), IP Address dikategorikan dalam lima
kelompok (class), yaitu:
Tabel II.6. Menentukan Address Class
IP Address Class
|
IP Address
|
Network ID
|
Range of Value w
|
A
|
W.X.Y.Z
|
W.0.0.0
|
1 – 126
|
B
|
W.X.Y.Z
|
W.X.0.0
|
128 – 191
|
C
|
W.X.Y.Z
|
W.X.Y.0
|
192 – 233
|
D
|
W.X.Y.Z
|
Not Avalaible
|
224 – 239
|
E
|
W.X.Y.Z
|
Not Avalaible
|
240 – 255
|
Catatan: Network ID 127.0.0.0 digunakan untuk testing connectivity
C.
Subnetting a Network
a.
Subnets
Dalam lingkungan TCP/IP,
segmen dipisahkan menggunakan router yang
dikenal dengan subnets. Semua komputer seharusnya memiliki Network ID yang sama dalam IP
Address-nya. Setiap subnets harus
memiliki Network ID yang berbeda
untuk dapat berkomunikasi dengan subnet lain. Berdasarkan Network ID, subnets merupakan logical
division dalam jaringan. Komputer dalam subnets yang berbeda membutuhkan
sebuah router untuk saling dapat
berkomunikasi.
b.
Subnet Mask
Dalam singgle network,
setiap organisasi hanya dapat menghubungkan jaringan dengan host yang memiliki segmen yang sama, untuk dapat
berkomunikasi dengan jaringan yang lain (jaringan yang berbeda segmen), maka
diperlukan router.
c.
Struktur Subnet Mask
Dalam metode pengelompokkan, terdiri dari empat nomor dan
nilai maksimum adalah 255 dan minimum adalah 0. Nilai maksimum mewakili Network ID dan nilai minimum mewakili Host ID.
Contoh subnet mask yang benar adalah 255.255.0.0 yaitu menunjukkan Network ID berdasarkan dua nomor dalam IP address.
d.
Default Subnet Mask
Dalam metode pengelompokkan, setiap address class memiliki sebuah default
subnet mask. Tabel berikut menampilkan default
subnet mask untuk masing – masing address
class:
Tabel II.7. Default Subnet Mask
Class IP
|
IP Address
|
Subnet Mask
|
Network ID
|
Host ID
|
A
|
W.X.Y.Z
|
255.0.0.0
|
W.0.0.0
|
X.Y.Z
|
B
|
W.X.Y.Z
|
255.255.0.0
|
W.X.0.0
|
X.Y
|
C
|
W.X.Y.Z
|
255.255.255.0
|
W.X.Y.0
|
Z
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar