Minggu, 25 Oktober 2015

Bab II... Kuliah Kerja Praktek

jangan lupa di edit-edit lagi ya mas broo mba boo.... :)

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.  Umum
Di zaman sekarang ini, instansi maupun perusahaan pengguna komputer setelah “cukup puas” menggunakan PC (Personal Computer) to PC (Personal Computer) secara individual bagi masing-masing penggunanya, sudah mulai melirik kemungkinan dalam penggunaan jaringan LAN (Local Area Network).
Sebuah Network adalah beberapa komputer, peripheral dan peralatan penunjang lain (misal: telepon, fax, dll) yang saling berhubungan satu dengan yang lain untuk dapat digunakan secara bersama-sama atau dapat pula berdiri sendiri. Jumlah peralatan dihubungkan dapat bervariasi dari dua sampai beberapa ratus unit. Dimana setiap peralatan yang saling dihubungkan tersebut, didalam pengertian Network disebut Node.
Jaringan komputer yang digunakan di instansi perusahaan ini dapat dikelompokkan berdasarkan luas area yang dijangkau atau dilayaninya. Luas area ini mulanya ditentukan berdasarkan jarak jangkau dalam satuan meter, namun dalam perkembangannya pertimbangan peralatan dan fasilitas, baik internal maupun publik mulai diikut sertakan untuk menentukan penggolongan itu.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, jaringan komputer dapat digolongkan dalam lima kelompok yaitu: Jaringan Komputer Lokal (Local Area Network), Inter Jaringan (Interconnection Network), Jaringan Komputer Metropolitan (Metropolitan Area Network), Jaringan Komputer Skala Luas (Wide Area Network), dan Wireless Area Network.


2.2.  Teori Pendukung
A.  Local Area Network
Jaringan Local Area Network (LAN) adalah sebuah network dimana hubungan yang terjadi hanya terbatas pada suatu lokasi saja, misalnya di dalam sebuah komplek gedung. Media penghubungnya adalah kabel (Twisted atau Coaxial) dan jarak dari ujung dan juga node ke node biasanya dibatasi oleh kemampuan sistem yang digunakan.
Meskipun LAN sebenarnya mula-mula dikembangkan di dunia minicomputer, tetapi justru menjadi populer setelah banyak digunakan PC (Personal Computer). Hal ini disebabkan kerena hal-hal sebagai berikut:
1.        Pemakaian Bersama Sumber Daya (Resources Sharing)
Adanya LAN yang saling menghubungkan sistem komputer dan memungkinkan pengguna communicaties server, menyebabkan peralatan yang dihubungkan ke LAN dapat digunakan bersama. Adanya sistem seperti ini menyebabkan sebuah PC yang tadinya bekerja sendiri, kini dapat saling bekerja sama dalam batas-batas tertentu, bahkan juga dengan sistem komputer yang lebih besar. Kerjasama yang dapat dilakukan juga semakin berkembang dari pertukaran data sampai saling memakai peralatan yang dihubungkan dengan salah satu sistem komputer.

2.        Memungkinkan Perbaikan untuk Kerjaan
LAN menyebabkan banyak pemakai satu tergantung kepada pemakai lainnya, atau hanya tergantung pada satu CPU saja, sehingga apabila CPU itu tidak bekerja, maka tidak semua pemakai terpaksa berhenti bekerja, tetapi  hanya pemakai yang menggunakan CPU tersebut. Jika diperlukan, pemakai dapat juga mengalihkan pekerjaannya ke CPU lain.
3.        Memungkinkan Pengiriman File (File Transfer)
Jika ada LAN menghubungkan sistem yang satu dengan yang lain, maka dimungkinkan pengiriman  file dari sistem yang satu ke sistem yang lain. Hal ini bahkan mudah dilakukan antar sistem yang berbeda merk, dan yang berbeda merk dapat saling dihubungkan pada suatu LAN dan hubungan tersebut tidak hanya berhubungan secara fisik tetapi juga dapat saling berkomunikasi.
4.        Memungkinkan Pertukaran Informasi
Keuntungan yang paling utama dari LAN adalah dimungkinkannya pertukaran informasi antar sistem yang dihubungkan pada suatu jaringan LAN tersebut dengan sangat efisien.
5.        Meningkatkan Produktivitas
Karena setiap pemakai dapat mempunyai suatu sistem dan bukan lagi terminal, maka pemakai dapat mengerjakan hal-hal yang tidak mungkin pemakai kerjakan karena harus menggunakan CPU yang digunakan bersama.
Disamping itu karena pada dasarnya pemakai memiliki CPU sendiri, maka pemakai lebih bebas menggunakan software aplikasi sesuai dengan kebutuhanya, apabila sistem tersebut adalah PC yang softwarenya mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal. Semua hal ini akan meningkatkan produktivitasnya.
6.        Mengurangi atau Menghilangkan Ketidakaturan (Chaos)
Salah satu dampak negatif dari perkembangan PC dalam suatu perusahaan adalah suatu ketidakaturan atau chaos, karena siapa saja atau bagian mana saja di dalam perusahaan ataupun instansi dapat membeli dan menggunakan PC (Personal Computer).

B.           Inter Jaringan
Perkembangan selanjutnya bilamana implementasi jaringan yang dibangun berhasil, penggabungan dua atau lebih sistem jaringan lokal disebut istilah Inter Jaringan. Proses penggabungan ini membutuhkan peralatan peripheral seperti Repeter, Bridge, Router atau Gateway yang memiliki fungsi untuk memperpanjang atau menjembatani antar segmen suatu jaringan local yang akan dihubungkan satu sama lain.
Kesulitan implementasi yang paling sering terjadi, antara lain adalah standar NIC-nya tidak sama, jenis kabel, topologi, dan sistem operasi yang saling berbeda antar jaringan lokal yang dimiliki unit atau departemen. Hal ini mengakibatkan biaya pengembangan menjadi sangat mahal.
Oleh karena itu, bilamana pembangunan jaringan dalam sebuah instansi atau perusahaan tidak dilakukan secara serentak sekaligus, maka pembangunan jaringan lokal harus diarahkan berdasarkan sebuah rencana besar yang terpadu, agar kelak proses pengintegrasian antar satu unit jaringan local dengan unit yang lain tidak mengalami kendala.
C.          Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) adalah sebuah jaringan dimana hubungan yang terjadi pada suatu area yang cukup luas yang menghubungkan sistem komputer pada suatu daerah tertentu, misalnya hubungan sistem komputer antara satu gedung dengan gedung lain dalam satu kota.
Komunikasi yang terjadi dilakukan melalui telepon, gelombang mikro atau bahkan satelit. Jaringan ini memiliki 10 – 50 km dan merupakan pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor cabang dalam suatu kota.
D.          Wide Area Network (WAN)
Merupakan pengembangan dari Jaringan Komputer Metropolitan yang dibutuhkan oleh instansi perusahaan yang membangun kantor-kantor cabang atau sentra-sentra produksi yang tempatnya berada diluar kota atau bahkan luar pulau dan luar negeri.
Untuk membangun jaringan komputer ini dibutuhkan fasilitas infrastruktur public, yaitu internet. Meskipun relatif lebih murah, namun belum banyak instansi atau perusahaan memanfaatkan fasilitas internet ini dengan optimal.
E.           Wireless Area Network
Jika suatu hubungan antara sistem komputer dihubungkan dengan menggunakan media komunikasi gelombang mikro (gelombang radio), maka sistem tersebut lebih cocok jika disebut sebagai Wireless Area Network, jarak yang didapat ditempuh tergantung dari sarana komunikasi radio yang dipasang. Dengan sistem ini, maka komunikasi dapat dilakukan dimana saja dan sering juga disebut sebagai komunikasi tanpa kabel.
2.2.1.      Komponen Dasar Jaringan
Untuk membangun suatu jaringan lokal, dibutuhkan beberapa komponen. Adapun komponen tersebut dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu:
1.      Perangkat Keras
Yang meliputi server, terminal (workstation), media transmisi, Network Interface Card (NIC), konektor dan peripheral lainnya.
2.      Perangkat Lunak
Yang meliputi sistem operasi jaringan NOS (Network Operating System) dan aplikasi.
2.2.2.      Komponen Perangkat Keras
Dalam suatu rangkaian jaringan komputer, komponen perangkat keras yang digunakan cukup banyak jumlah dan jenisnya, dan memiliki fungsi-fungsi sendiri. Meskipun demikian, secara umum dapat disebutkan beberapa komponen utamanya, antara lain:
A.           Server
Merupakan suatu komputer yang berfungsi sebagai penyedia layanan untuk seluruh pemakai dan memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dari pada komputer lain yang menjadi workstation yang terhubung padanya. Spesifikasi yang ditetapkan untuk memilih sebuah server adalah meliputi ketangguhan, berkecepatan tinggi, memiliki fault tolerance dan dilengkapi dengan interface I/O (Input / Output) yang cepat, komputer server biasanya dilengkapi dengan harddisk berkecepatan besar (minimal 10 – 20 GByte ke atas), kapasitas memori yang tinggi (minimal 64MByte), NIC, printer, floppy disk drive, CD ROM driver, dan bisa juga ditambahkan dengan modem card.
B.            Terminal
Dalam sebuah rangkaian jaringan juga terdapat komputer-komputer yang berfungsi sebagai terminal akses (workstation), komputer tersebut akan menjadi sarana untuk memasukkan data dan memperoleh hasil pengolahannya.
Workstation terdiri dari dua jenis yaitu dumb terminal dan inteligent terminal. Dumb terminal merupakan peralatan yang terdiri dari video display unit dan keyboard saja, tidak ada alat pemproses data (tidak memiliki CPU). Sedangkan Inteligent terminal adalah peralatan yang terdiri atas CPU, Video Display Unit (VDU), dan keyboard.
C.           Media Transmisi
Merupakan perangkat yang digunakan untuk menghubungkan antara satu komputer atau peripheral lainnya. Media ini berfungsi sebagai infrastruktur transmisi data dari workstation menuju server atau sebagai media distribusi informasi. Adapun jenis media transmisi ini meliputi kabel, yaitu Twited Pair, Coaxial, dan Serat Optik serta dalam bentuk radiasi elektromagnetik.
1.             Twisted pair
Terdiri dari pasangan kawat tembaga terisolasi yang dipilih menjadi satu dengan ketebalan rata-rata satu milimeter. Kawat ini dipilih dengan bentuk vertikal, bentuk yang digunakan untuk mengurangi interferensi elektris terhadap pasangan yang sama yang berdekatan.
Kabel Twisted Pair terdiri dari dua jenis, yaitu “shielded” dan “unshielded”. Shielded Twisted Pair (STP) adalah jenis kabel twisted pair yang terdapat pembungkus tambahan untuk tiap pasangan kabel (Twisted Pair). Kabel STP juga digunakan untuk jaringan Data, digunakan pada jaringan Token Ring IBM. Kelebihan kabel STP  adalah pembungkusnya dapat memberikan proteksi yang lebih baik terhadap interferensi EMI. Kekurangan kabel STP adalah attenuasi meningkat pada frekuensi tinggi, pada frekuensi tinggi keseimbangan menurun sehingga tidak dapat mengkompensasi timbulnya “crosstalk” dan sinyal “noise”, dan juga harganya cukup mahal.
Terdapat 5 kategori (level) untuk kabel UTP. Kategori ini mendukung sinyal suara berkecepatan rendah (low-speed voice) dan sinyal LAN berkecepatan tinggi. Kategori 5 UTP direkomendasikan sebagai kategori minimum untuk instalasi LAN dan cocok untuk topologi star. Tabel berikut menunjukkan masing-masing kategori:
Tabel II.1 Kategori (level) untuk kabel UTP
Kategori
Performansi
Penggunaan
Cat 1
1 MHz
Voice, Mainframe, Dumb Terminal
Cat 2
4 MHz
4 MB Token Ring
Cat 3
10 MHz
100 MB Ethernet
Cat 4
20 MHz
16 MB Token Ring
Cat 5
100 MHz
100 MB Ethernet

Dari penyambungan kabel UTP ada dua jenis penyambungan, yaitu:
a.              Kabel Silang (Cross Cable)
Penyusunan kabel secara silang digunakan untuk koneksi dari PC ke PC (peer to peer), dari HUB ke HUB. Dengan urutan:
Tabel II.2. Cross Cable
Putih Orange
Putih Hijau
Orange
Hijau
Putih Hijau
Putih Orange
Biru
Biru
Putih Biru
Putih Biru
Hijau
Orange
Putih Coklat
Putih Coklat
Coklat
Coklat

b.             Kabel Lurus (Straight Cable)
Cara penyusunan secara lurus digunakan untuk koneksi Workstation ke HUB, metodenya lurus, maksudnya adalah penyusunan kabel mempunyai urutan yang sama dari pertama tanpa ada perubahan.
Tabel II.3. Straight Cable
Putih Orange
Putih Orange
Orange
Orange
Putih Biru
Putih Biru
Hijau
Hijau
Putih Hijau
Putih Hijau
Biru
Biru
Putih Coklat
Putih Coklat
Coklat
Coklat

2.             Coaxial
Berisi kawat tembaga lurus (kaku) sebagai intinya, dimana sekelilingnya dilapisi dengan bahan penyekat. Pelapis ini dilapisi lagi dengan konduktor silindris yang bentuknya seperti jalinan anyaman. Terdapat dua jenis kabel coaxial yaitu Coaxial Baseband (kabel 50 Ohm) untuk transmisi digital dan Coaxial Broadband (kabel 75 Ohm) untuk transmisi analog. Kabel Coaxial mempunyai kemampuan jarak jangkau yang relatif jauh, hampir tak terpengaruh oleh noise dan harganya relatif murah. Namun penggunaan kabel ini mudah dibajak dan tidak memungkinkan untuk dipasang dibeberapa jenis ruang.
3.             Serat Optik (Fiber Optik)
Kabel Serat Optik ini berukuran kecil, jarak jangkau mencapai 2 Km (Serat ASK – NRZI) dengan kecepatan tinggi ( > 100 Mbps) tidak terpengaruh oleh noise, karena aliran listrik dan magnet tidak berinterferensi dengan cahaya dan tidak bisa disadap, karena tidak memiliki jenis konektor untuk membuat percabangan ditengah-tengah kabel. Melalui medium cahaya, pengiriman data persatuan waktu lebih banyak daripada medium sinyal listrik. Tetapi kabel jenis ini harganya sangat mahal, sulit dalam pemasangan instalasi dan teknologi ini masih dalam perkembangan.


Gambar II.2 Kabel Serat Optik
Tabel II.4. Kecepatan Tipe Kabel
Tipe
Kecepatan
Jarak
Konektor
UTP
10 Mbps
< > 300 kaki
RJ – 45
Coaxial
10 Mbps
< > 2500 kaki
BNC, Terminator
Serat Optik
100 Mbps
< > 3 mil
ST (Spring Loaded Twist)

4.             Gelombang Mikro
Gelombang Mikro merupakan gelombang radio frekuensi frekuensi tinggi yang dipancarkan dari satu stasiun ke stasiun lain. Standar sistem wireless untuk jaringan lokal telah diratifikasi oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) pada tahun 1977, yaitu standar 802,11 dan standar 802.11b.
5.             Sinar Infra Merah
Biasanya dipakai untuk komunikasi skala kecil, terutama untuk jaringan komputer lokal dalam satu ruang. Banyak digunakan di laboratorium-laboratorium penelitian untuk melakukan penelitian uji coba pengembangan perangkat wireless. Harganya murah dan mudah dibuat. Namun, teknologi ini memiliki sifat line of sight sehingga jika terhalang, maka aliran data dan informasi akan terhenti, selain itu, sinar infra merah ini mudah terinterferensi sinar matahari.
D.           HUB
Adalah sebuah repeateryang akan menerima data semua port yang terhubung dan secara otomatis mentransit data keseluruh port lainnya. Ada dua jenis HUB, yaitu Active Hub dan Passive Hub. Active Hub merupakan Repeater elektrik yang dilengkapi dengan 8 konektor I/O, membentuk digital yang dikirim dan menyesuaikan impedansinya untuk memelihara keutuhan data sepanjang saluran yang dilaluinya. Passive Hub mempunyai 4 konektor I/O dimana sinyal diterima pada salah satu konektornya dan diteruskan ke tiga konektor lainnya.

Gambar II.3. HUB
E.            NIC (Network Interface Card)
Adalah komponen logika termasuk perangkat keras, perangkat lunak dan tata cara yang memungkinkan beroperasinya suatu komputer, dan fasilitas komunitas untuk bertukar informasi dan mengontrol setiap operasi, seperti ARCnet dan Ethernet.

Gambar II.4. Network Interface Card
F.            Konektor
Merupakan peripheral yang digunakan untuk menghubungkan antara kabel dengan NIC. Adapun jenis-jenis konektor yang sering digunakan BNC (Thin Coaxial) berupa male, female, barrel, terminator,  UTP berupa RJ-45. Terminator adalah konektor yang berfungsi sebagai penghadang lajunya sinyal ke tempat yang tidak diinginkan sehingga sinyal tetap dalam saluran.

Gambar II.5. T–BNC RG 58
G.           Modem
Merupakan singkatan dari Modulator Demulator. Pada sisi pengirim, modem berfungsi untuk menterjemahkan data atau informasi dalam bentuk sinyal digital menjadi sinyal analog yang kemudian menggabungkannya dengan frekuensi pembawa, sedangkan pada sisi penerima, modem berfunsi untuk memisahkan data dari informasi sinyal analog menjadi sinyal digital.
H.           UPS (Uninterceptable Power Supply)
Sangat dianjurkan untuk digunakan pada file server, sebab server tidak boleh dimatikan secara mendadak supaya tidak mengakibatkan kerusakan pada data. Perangkat lunak network telah memiliki fasilitas “UPS Monitoring” yang bila digunakan bersama dengan UPS, maka file server akan diberi peringatan bila baterai atau listrik habis sehingga user dapat melakukan shutdown sebelum mematikan file server.

Gambar II.6. UPS
2.2.3.      Perangkat Lunak Jaringan
Sistem operasi jaringan merupakan suatu komponen yang penting dalam membangun suatu jaringan, karena sistem operasi jaringan berfungsi sebagai pembentuk pola operasi jaringan. Hingga kini terdapat tiga macam sistem operasi jaringan untuk bentuk konektivitas peer to peer (Windows 3.x, 9.x, Me, dan Novel Netware Lite), File Server (Novel Netware 1.x) dan Client Server (Novel Netware 3.x, Windows NT, XP, Unix, Linux).
2.2.4.      Arsitektur Jaringan
Ada tiga macam arsitektur jaringan, yaitu Peer to Peer, File Server, dan Client Server. Masing-masing arsitektur memiliki perbedaan dalam derajat koneksinya, maupun bentuk hubungan antara server dengan antar server dengan terminalnya. Namun, semua sistem operasi tersebut berfungsi untuk menciptakan hubungan antar terminal yang ada.
A.          Peer to Peer
Pada sebuah konektivitas jaringan, setiap terminal memiliki peran dan derajat yang sama. Jaringan lokal dengan konektivitas Peer to Peer ini dibentuk dengan menghubungkan setiap terminal secara langsung sehingga masing-masing terminal dapat berbagi data, aplikasi dan peripheral lainnya. Semua terminal dapat bertindak sebagai workstation atau server. Oleh karena itu, bentuk Peer to Peer ini tidak dirancang untuk WAN (Wide Area Network).
Pembangunan jaringan dengan arsitektur ini akan menghemat biaya untuk pembelian server dan dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya seperti harddisk, printer, processor dan memori dari masing-masing komputer yang ada. Namun memiliki sejumlah kelemahan, antara lain pengelola jaringan atau pengakses akan mengalami kesulitan untuk melacak keberadaan data atau file yang dibutuhkan, karena masing-masing komputer dapat berfungsi sebagai server yang memberikan layanan bagi komputer lainnya, proses pemeliharaan dan pengamanan data dan file aplikasi ini menjadi sulit dan rumit dan juga sangat rentan dari ancaman virus atau dari orang-orang yang tidak berhak.

Gambar II.7. Jaringan Peer to Peer
B.           File Server
Terdapat terminal khusus disebut sebagai server yang memiliki kapasitas yang sangat besar, server tersebut akan bertindak sebagai tempat penyimpanan (file) bersama, namun tidak ada pelayanan komputasi. Contohnya Novell Netware 5.xx dan 6.0, Bayan Vines, MS.LAN Manager, IBM LAN Server dan Unix Network File Server (NFS). Sangat tepat bagi instansi atau perusahaan yang berskala kecil menengah yang baru pertama kali merancang jaringan komputer sebagai pusat aliran informasinya. Dan nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut dan lebih lengkap sehingga dapat menjadi bentuk Client Server yang lebih utuh.
C.          Client Server
Merupakan pengembangan dari arsitektur File Server. Pada model ini, komputer client ridak dapat berfungsi sebagai server. Sementara itu, meskipun server dapat berfungsi sebagai client (server non dedicated), namun sebaliknya dihindari, agar tidak berubah menjadi arsitektur Peer to Peer.
Prinsip kerjanya, server akan menunggu permintaan dari client, memproses dan memberikan hasilnya kepada client. Sedangkan client akan mengirimkan permintaan ke server. Menunggu proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya. Model ini dirancang untuk jaringan komputer skala luas. Sistem ini mengguakan TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protokol), contohnya Unix dan Windows NT.

Gambar II.8. Jaringan Client Server
Tabel II.5. Perbandingan Sistem Operasi Jaringan
Jaringan Berbasis Server
Jaringan Peer to Peer
Cepat
Lambat
Mahal
Murah
Sulit untuk diinstal
Mudah untuk diinstal
Butu waktu untuk dipelajari
Butuh waktu untuk dioperasikan
Mendukung jarngan yang besar
Untuk jaringan skala kecil
Keamanan data sangat terjamin
Keamanan data kurang terjamin
Standar industry
Perkantoran kecil
Administrator dapat bekerja fulltime
Administrator bekerja keras untuk mengatur menajemen jaringan

2.2.5.      Topologi Jaringan Komputer
Adalah pola hubungan antar terminal suatu jaringan komputer. Pola ini berhubungan erat dengan metode akses dan media pengirim yang digunakan. Ada beberapa topologi yang dapat digunakan, tetapi bentuk yang umum adalah Bus, Star, dan Ring.
A.          Topologi Bus
Topologi paling sederhana, dimana setiap terminal yang dilengkapi dengan sebuah NIC, dihubungkan dengan sebuah kabel Coaxial. Semua terminal terhubung ke jalur komunikasi, informasi yang dikirim akan melewati semua yang dikirim sesuai dengan alamat yang dilewati, maka data atau informasi tersebut akan diterima dan diproses. Jika alamat tidak sesuai, maka informasi akan diabaikan oleh termnial yang dilewati.
Metode yang akan digunkan oleh Broadband, jadi menggunakan media kabel Coaxial dan topologi busnya dengan access method token pasing. Karena itu disebut “Token Bus”. Sangat cocokuntuk jaringan skala kecil. Jumlah terminal dapat ditambah dan dikurangi secara fleksibel. Namun, jika terminal yang terhubung sangat banyak, maka kinerja jaringan akan turun drastis, kekurangan yang lain, bila ada terminal yang mati, maka operasional jaringan akan terganggu.

Gambar II.9. Topologi Bus
B.           Topologi Star
Sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Terminal-terminal lain terhubung padanya dan pengiriman data dari satu terminal lainnya melalui terminal pusat. Terminal pusat akan menyediakan jalur khusus untuk dua terminal yang akan berkomunikasi.
Topologi ini mudah dikembangkan, baik untuk penambahan maupun pengurangan terminal, banyaknya terminal yang dapat terhubung pada jumlah port yang tersedia pada hub yang digunakan. Salah satunya adalah jaringan telepon.

Gambar II.10. Topologi Star
C.          Topologi Ring
Mirip dengan Topologi Bus, tetapi kedua terminal yang berbeda diujung saling berhubungan sehingga menyerupai lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh diperiksa alamatnya oleh terminal yang dilewatinya. Jika bukan untuknya, informasi dilewatkan sampai menemukan alamat yang benar. Setiap terminal dalam jaringan komputer lokal saling tergantung sehingga jika terjadi kerusakan pada suatu terminal maka seluruh jaringan akan terganggu. Menggunakan metode transmisi Baseband dan menggunakan media jenis Twisted Pair.

Gambar II.11. Topologi Ring
2.2.6.      Protokol Jaringan
Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi seperti pembuatan hubungan: mengirim pesan, data, informasi atau file yang harus dipenuhi oleh pengirim agar suatu sesi komunikasi data dapat berlangsung dengan baik dan benar. Disamping itu, protokol juga merupakan sekumpulan aturan untuk memecahkan masalah-masalah khusus terjadi antar alat-alat komunikasi agar transmisi data dapat berjalan dengan baik dan benar. Beberapa organisasi yang berperan dalam usaha ini, antara alain:
a)    Elektronik Industries Association (EIA)
b)   Commite Cinsultative International de Telegrapque et Telephonique (CCITT)
c)    International Standars Organisation (ISO)
d)   American National and Electronick Engineers (IEEE)
Organisasi-organisasi tersebut saling kerja sama dalam menentukan standarisasi dalam hal komunikasi data.
2.2.7.      Standar (Pembakuan) dan Protokol
Salah satu standar dalam jaringan yang dikembangkan oleh ISO adalah model Referensi Open System Interconnection (OSI). Model Referensi OSI ini dibagi atas 7 lapisan (Layer). Masing-masing lapisan mempunyai fungsi dan aturan sendiri. Tujuan pembagian ini adalah untuk mempermudah pelaksanaan standard tersebut secara praktis dan untuk memungkinkan fleksibilitas dalam arti perubahan salah satu lapisan tidak akan mempengaruhi perubahan dilapisan lain. Adapun ke tujuh lapisan protokol komunikasi tersebut, yaitu:
a.         Physical Layer
Merupakan lapisan pertama yang berfungsi untuk mengatur sinkronisasi pengiriman dan penerimaan data, spesifikasi mekanis dan elektris, menerapkan prosuder untuk membangun, mengirimkan data / informasi dalam bentukdigit biner, memelihara dan memutuskan hubungan komunikasi.
b.         Data Link Layer
Merupakan lapisan kedua, memiliki tanggung jawab untuk menjalankan sejumlah fungsi tertentu, antara lain; pertama, memecah data / informasi menjadi beberapa frame tertentu yang dilengkapi dengan bit – bit alamat pengirim dan penerima. Kedua, mempersiapkan pembangunan, pemeliharaan, transmisi data dan informasi. Ketiga, pada sisi penerima, berfungsi untuk menggabungkan dan merangkai kembali bit – bit diterima. Keempat, bertanggung jawab untuk menangani masalah yang timbul akibat frame yang rusak, hilang atau terduplikat. Kelima, mengatur arus transmisi bilamana terjadi perbedaan antara terminal pengirim dan penerima.
c.         Network Layer
Merupakan lapisan ketiga, berfungsi untuk menangani masalah jaringan komunikasi secara lebih rinci yang meliputi memberikan pelayanan pengiriman data dengan menentukan rute pengiriman dan mengendalikannya sehingga tidak terjadi kemacetan dan data dapat sampai di tempat tujuan dengan baik.
d.        Transmission Layer
Lapisan keempat, memberikan layanan secara transparan terutama dalam hal error recovery dan data flow control.
e.         Session Layer
Lapisan kelima, bertugas untuk menyediakan sarana pembangunan hubungan dan pengontrolan terhadap kerja sama antar komputer atau program aplikasi yang sedang berkomunikasi.
f.          Presentation Layer
Lapisan keenam, berhubungan dengan sintak data yang dipertukarkan antara emitas aplikasi. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah perbedaan format penyajian data.
g.         Aplication Layer
Lapisan ketujuh, bertugas untuk mengatur interaksi antara penggunaan komputer dengan program aplikasi yang dipakai.
2.2.8.            Metode Akses
Metode akses (Access Methods) atau metode pengambilan data oleh sistem dan jaringan adalah cara suatu sistem menggunakan jaringan secara bersama, atau dengan kata lain bagaimana cara berkomunikasi antara satu node dengan yang lainnya.
A.    CSMA / CD
CSMA / CD merupakan singkatan dari Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection. Pada cara ini setiap sistem pada suatu node sebelum menggunakan jaringan sedang dipakai atau tidak (carrier sense), bola bebas itu akan segera mengirimkan data yang dikehendakinya beserta ‘alamat’ yang dituju. Data ini dikirimkan kesemua node atau sistem (broadcast) dan node yang alamatnya sesuai akan mengambil data tersebut.
Keuntungan cara ini adalah data yang dikirimkan praktis segera diterima oleh node atau sistem yang ditju, karena penundaan yang singkat yang pada dasarnya adalah waktu jarak tempuh dari jarak pengiriman ke penerima. Kerugian cara ini adalah sukar diramalkan bilamana dan karakteristik terjadinya ‘tabrakan’ meskipun berdasarkan statistik dari pelaksanaan jaringan yang paling rumit dan menggunakan paling banyak node dewasa terjadinya ‘tabrakan’ tadi sangat kecil yaitu dibawah 20% dari kapasitas meksimum pemakaian.
B.     Token Passing
Untuk pengiriman digunakan suatu tanda (token) yang akan dikirim secara “estafet” dari sistem (node) yang satu ke yang lainnya. Sistem yang menerima ‘token’ inilah yang berhak mengirimkan data dan setelah data dikirim maka ‘token’ tersebut diteruskan ke node yang lain. Keuntungan cara ini adalah waktu pengiriman data dapat dihitung, sehingga mudah penanganan danmengatasi yang timbul. Kerugian cara ini adalah waktu tunda pengiriman data, karena suatu node baru dapat mengirim data bila node telah menerima ‘token’ perlu diperhatikan bahwa lamanya metode ini relatif rumit dari CSMA / CD.
2.2.9.            Jenis – Jenis LAN
Berdasarkan jenis – jenis jaringan yang sudah dijelaskan, maka ada beberapa Local Area Network (LAN) yang dewasa ini paling banyak digunakan, yaitu:


A.    Ethernet
Jaringan ini mula – mula dikembangkan oleh Digital Equipment Corporation (DEC), Intel atau Xerox mulai tahun 1980 yang kemudian berkembang pesat. Usaha pembakuan dilakukan oelh Badan Internasional yaitu IEEE (Institute of Electrical Engineers). Pembakuan (standart) IEEE ini dikenal sebagai IEEE 80203, selanjutnya setiap perkembangan ethernet selalu mengikuti standart tersebut.
Pada dasarnya Ethernet ini menggunakan metode akses CSMA / CD dan Topologi Bus. Berdasarkan media dan metode transmisi yang digunakan dikenal beberapa jenis Ethernet, antara lain:
a.       Standard Baseband Ethernet
Media transmisi menggunakan kabel coaxial berdiameter standar, panjang maksimum adalah 500 meter, bila hendak di perpanjang diperlukan peraltan khusus, misal repeter. Sistem komputer (node) dihubungkan ke kabel tersebut melalui transceiver dan alat tersebut dapat dihubungkan ke kabel tanpa perlu memotongnya. Jumlah maksimum transceiver untuk panjang kabel 500 meter adalah 100 dan panjang kabel transceiver maksimum adalah 500 meter. Perlu diperhatikan, bahwa jarak terdekat antar node adalah 2,5 meter, hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya “collision” atau tabrakan sinyal.
Ethernet ini dapat menampung data sampai 10 Mbit/detik. Metode transmisi adalah baseband, dalam standard IEEE 802 data standard tersebut dikenal juga dengan istilah 10Base5.
b.      Thinware Baseband Ethernet
Mempergunakan kabel coaxial dengan ukuran diameter lebih kecil, akibatnya panjang kabel maksimum adalah 30 meter. Sesuai dengan namanya, maka nama kabel ini lebih fleksibel atau mudah diatur karena kabelnya lebih kecil, tetapi dapat menampung data sampai 10 Mbit/detik. Metode transmisi juga baseband, dalam standard IEEE 802 dikenal dengan istilah 10Base2.
c.       Unshielded Twisted-Pair Baseband Ethernet
Menggunakan kabel jenis Twisted-Pair sehingga jauh lebih murah dan fleksibel, tetapi jarak capainya juga lebih pendek dan hanya dapat menampung data sampai 1 Mbit/detik. Panjang kabel maksimum 50 meter pada rate 1 Mbit/detik tersebut. Sesuai dengan namanya metode transmisinya juga baseband, dalam standard IEEE 802 dikenal istilah 10Base5.
d.      Broadband Ethernet
Menggunakan kabel coaxial yang sama seperti yang digunakan pada kabel TV. Jarak yang dapat dicapai tanpa peralatan tambahan adalah sekitar 3800 meter.
Cara ini juga menampung data sampai 10 Mbit/detik dan metode transmisinya adalah broadband. Jenis nama yang digunakan terganting antara lain dari kebutuhan, dana yang ada, keadaan sekeliling (envoronment) tempat jaringan tersebut digunakan, dan sebagainya.
B.     Token Ring
Jenis LAN yang dikembangkan oleh IBM menggunakan access method ‘token passing’ dan ‘topologi ring’. LAN ini kemudian juga dibakukan oleh Badan International IEEE sebagai IEEE 802.5. LAN ini menggunakan metode transmisi baseband dan menggunakan kabel twisted-pair. Daya tampung dari media ini adalah 4 Mbit/detik, tetapi IBM telah mengeluarkan jenis yang mencpai 16 Mbit/detik. Jenis LAN ini dapat digunakan untuk antara 75 sampai 200 node tergantung. Dewasa teknologi sudah dapat mengatasi masalah tersebut, tetapi tentunya menyebabkan jenis LAN ini lebih rumit dari Ethernet.
C.    Arcnet
Kesulitan menggunakan LAN Token Ring saat ini telah dapat diatasi dengan munculnya jenis LAN baru yang dikenal dengan nama ARCNET dimana topologi yang digunakan adalah ‘topologi star’ dan dapat digabungkan dengan ‘topologi bus’ sehingga sering disebut Topologi Star Bus, tetapi secara logika mereka tetap ‘topologi ring’. Bila ada node yang rusak, maka node tersebut dapat dikeluarkan dari ring dan dapat dikembalikan hubungannya secara mudah. Daya tampung jenis Arcnet ini adalah 2,5 Mbit/detik, dan di dalam pembangunannya memerlukan peralatan eksternal (bisa berupa aktif hub/pasif hub) dan jika pada topologi tersebut diinginkan adanya topologi bus, maka maksimal 8 node yang dapat dipasang di setiap kabel star.
D.    Token Bus
Walaupun standar 802.3 IEEE telah banyak di kembangkan dalam jaringan lokal , namun para ahli dari general motor dan perusahaan – perusahaan lain yang tertarik pada otomatisasi kantor tidak begitu yakin dengan kemampuan standard tersebut. Standar 802.3 dianggap tidak cocok untuk topologi ring sehngga telah dikembangkan standar baru yaitu IEEE 802.4 yang di sebut Token Bus .
Token Bus adalah kabel linier atau tree shaped yang digunakan untuk menghubungkan terminal-terminal secara logis, terminal-terminal tersebut di organisasikan ke dalam suatu bentuk ring, dimana setiap terminal mengetahui alamat terminal dikanan atau kirinya .
Berbeda dengan ethernet yang juga memakai topologi bus secara fisik maka pada “Token Bus” yang boleh mengirimkan data hanyalah node yang memiliki token yang sesuai dengan urutan angka yang telah di tentukan. Jadi pada suatu saat hanyalah ada satu node yang mendapat mengirim data, sehingga tidak pernah terjadi tabrakan pada saat pengiriman data.
2.2.10.        IP Address
IP Address adalah pengenal yang unik yang membedakan antara satu komputer dengan komputer yang lainnya dalam jaringan. Merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut oktet. IP address dibutuhkan oleh setiap komputer dan komponen jaringan seperti router, yang komunikasinya menggunakan TCP/IP.
IP address sama seperti alamat rumah yang terdiri dari dua bagian, nama jalan dan kode pos. Dalam IP Address juga terdiri dari dua bagian, yaitu:
a.             Network ID
Bagaian pertama dari IP Address adalah Network ID, yang berfungsi sebagai identitas Network  Segmen pada komputer. Semua komputer dalam segmen yang sama harus memiliki Network ID yang sama, seperti halnya rumah dalam area spesifik harus memiliki kode pos yang sama.
b.            Host ID
Bagian kedua IP Address adalah Host ID, dimana identitas komputer, router atau peralatan lainnya dalam satu segmen yang sama. Host ID untuk setiap host harus unik (tidak boleh sama) dalam satu area kode pos.
A.          Class IP Address
Jika dilihat dari bentuknya, IP Address terdiri dari 4 buah bilangan biner 8 bit. Nilai terbesar dari bilangan bit adalah 255 (=27+26+25+24+23+22+21). Karena IP Address terdiri dari 4 buah bilangan 8 bit, maka jumlah IP Address yang tersedia adalah 255 x 255 x 255 x 255 x 255. IP Address sebanyak ini harus dibagi keseluruh pengguna internet di seluruh dunia.
Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP Address dikelompokkan ke dalam kelas – kelas dengan dasar pertimbangan untuk mempermudah pendistribusian pendaftaran IP Address. IP Address dikelompokkan ke dalam lima kelas yaitu:
a.       Class A
Alamat class A diberikan dengan jumlah host yang sangat besar. Class ini menyediakan 126 jaringan dengan menggunakan nomor jaringan pertama untuk Network ID, sebesar tiga nomor digunakan untuk Host ID, menyediakan 16.777.214 host per jaringan.
b.      Class B
Alamat class B diberikan untuk jaringan dengan jumlah host dengan range dari sedang sampai besar. Class ini menyediakan 16.384 jaringan, dengan menggunakan nomor pertama dan kedua untuk Network ID. Sebesar dua nomor digunakan untuk Host ID, menyediakan 65.534
c.       Class C
Alamat class C diberikan untuk jaringan dengan jumlah host kecil. Class ini menyediakan 2.097.152 jaringan, dengan menggunakan nomor pertama, kedua dan ketiga untuk Network ID. Sebesar satu nomor untuk Host ID, menyediakan 254 host per jaringan.
d.      Class D dan Class E
Class D dan Class E tidak dilokasikan untuk host. Class D digunakan untuk multicasting dan Class E digunakan untuk cadangan untuk penggunaan lebih lanjut.
B.           Menentukan Address Class
Pengelompokkan IP Address adalah berdasarkan struktur dari IP Address untuk membedakan Network ID dengan Host ID. Terdapat empat segmen nomor dari IP Address. Sebuah IP Address dapat diwakili oleh W,X,Y,Z dimana mereka tersebut adalah suatu nomor dengan range nilai dari 0 sampai 255. Sebagai catatan bahwa Host ID tidak boleh dimulai dari. Berdasarkan dari nilai dari nomor pertama (w), IP Address dikategorikan dalam lima kelompok (class), yaitu:
Tabel II.6. Menentukan Address Class
IP Address Class
IP Address
Network ID
Range of Value w
A
W.X.Y.Z
W.0.0.0
1 – 126
B
W.X.Y.Z
W.X.0.0
128 – 191
C
W.X.Y.Z
W.X.Y.0
192 – 233
D
W.X.Y.Z
Not Avalaible
224 – 239
E
W.X.Y.Z
Not Avalaible
240 – 255
Catatan: Network ID 127.0.0.0 digunakan untuk testing connectivity
C.          Subnetting a Network
a.       Subnets
Dalam lingkungan TCP/IP, segmen dipisahkan menggunakan router yang dikenal dengan subnets. Semua komputer seharusnya memiliki Network ID yang sama dalam IP Address-nya. Setiap subnets harus memiliki Network ID yang berbeda untuk dapat berkomunikasi dengan subnet lain. Berdasarkan Network ID, subnets merupakan logical division dalam jaringan. Komputer dalam subnets yang berbeda membutuhkan sebuah router untuk saling dapat berkomunikasi.
b.      Subnet Mask
Dalam singgle network, setiap organisasi hanya dapat menghubungkan jaringan dengan host yang memiliki segmen yang sama, untuk dapat berkomunikasi dengan jaringan yang lain (jaringan yang berbeda segmen), maka diperlukan router.
c.       Struktur Subnet Mask
Dalam metode pengelompokkan, terdiri dari empat nomor dan nilai maksimum adalah 255 dan minimum adalah 0. Nilai maksimum mewakili Network ID dan nilai minimum mewakili Host ID.  Contoh subnet mask yang benar adalah 255.255.0.0 yaitu menunjukkan Network ID berdasarkan dua nomor dalam IP address.
d.      Default Subnet Mask
Dalam metode pengelompokkan, setiap address class memiliki sebuah default subnet mask. Tabel berikut menampilkan default subnet mask untuk masing – masing address class:
Tabel II.7. Default Subnet Mask
Class IP
IP Address
Subnet Mask
Network ID
Host ID
A
W.X.Y.Z
255.0.0.0
W.0.0.0
X.Y.Z
B
W.X.Y.Z
255.255.0.0
W.X.0.0
X.Y
C
W.X.Y.Z
255.255.255.0
W.X.Y.0
Z

Tidak ada komentar:

Posting Komentar